Thursday, October 16, 2008

Merayakan Hari Kemenangan





Tawashau bish shabr. Dengan sebijaksana mungkin dan dengan penuh kesabaran. Itulah salah satu mutiara khotbah yang disampaikan khatib Drs. H. Sumardjo di Sholat Ied, 1 Syawal 1429 H, di lingkungan Masjid Agung At-Taqwa, Wonogiri.

Khotbahnya itu ia sampaikan dalam konteks agar kita semua dalam menyadarkan orang yang bersalah senantiasa melalui pendekatan yang manusiawi. Sementara itu pula Al Quran, menurutnya, juga menuntut semua orang mampu berjiwa besar dan berlapang dada untuk mengakui kesalahan.

Kedua niatan mulia itu telah bermuara secara indah dan serasi di hari kemenangan, di hari raya Iedul Fitri. Ketika semua orang merasakan kelemahan, ketika semua orang dengan tulus mengulurkan permintaan maaf. Kami pun, anak cucu Kastanto Hendrowiharso/Sukarni, ikut pula merayakannya.

Photobucket

Keterangan foto. Dari kiri atas dan searah jarum jam : Yasika telah menjadi juru foto untuk menjepret Pakde Bambang dan Pakde Happy yang mengapit Yudis. Sehabis halal-bihalal dengan warga kampung Kajen, kami berpose di depan bio banner wartawan Tabloid BOLA, Broto Happy W (paling kanan). Dari kiri Iwin, Betty, Yudis, Yasika, Ayu, Gladys, dan Broto Happy.

Rombongan keluarga menuju pulang sesudah nyadran ke makam ayah-ibu dan kerabat yang telah menghadap Illahi di Pemakaman Kajen. Sebelumnya sempat melakukan halal-bihalal dengan Keluarga Bapak Marto Tarmin, sesepuh dan mantan bayan desa Kajen. Nampak dalam foto beliau diapit oleh Broto Happy dan Bambang. Bapak Marto Tarmin adalah ayah dari Bapak Suroto, kepala lingkungan (kaling) Kajen saat ini.

Sesudah nyadran, rombongan bergerak untuk melakukan silaturahmi dengan keluarga dekat. Antara lain dengan keluarga Ibu Suharni Sukiyo (berjilbab) di Wonokarto. Beliau yang mantan guru SMA Negeri 1 Wonogiri dan Kepala Sekolah SMAN 2 Wonogiri berbagi cerita nostalgia dengan Broto Happy yang juga murid beliau semasa itu. Masih di Wonokarto, rombongan dari Kajen kemudian mengunjungi keluarga Ibu Yahman. “Semoga hubungan keluarga ini terus dipelihara. Sebab kalau tidak, ia akan putus dan hilang begitu saja,” demikian pesan Ibu Yahman. (tengah).

Matur sembah nuwun, ibu. Hari merayakan kemenangan. Hari yang fitri. Hari yang penuh silaturahmi. Rombongan Kajen itu lalu bergerak meninggalkan Wonogiri. Untuk melanjutkan misi yang sama.

tmw

No comments: