Wednesday, November 26, 2003

Kehebatan Internet : Mas Kristiyo Yang Bertugas Phnom Penh Siap Meramaikan Acara Reuni Trah Martowirono di Kajen !

From: kristiyo sumarwono
Subject: Re: Mas Kris, Adakah Acara di hari Kamis 27/11/03 ?
Date: Wed, 26 Nov 2003 03:49:40 -0800 (PST)
To: Bambang Haryanto



Salam kembali, semoga kabar baik juga dari adik-adik semua, ok kamis nanti saya tunggu, kelihatannya saya ada di pnh, meski ada undangan open house di atase han di kamboja, ok nanti saya atur waktunya, terimakasih dan salam selalu dari pnh


------------
Balasan dan Gagasan Hebat dari Phnom Penh


From: kristiyo sumarwono
Subject: selamat idul fitri 1424 H, mohon maaf lahir batin
Date: Wed, 26 Nov 2003 03:45:32 -0800 (PST)
To: Bambang Haryanto



Salam jumpa. untuk sudara-saudaraku semua selamat hari raya lebaran mohon maaf lahir batin, semoga di hari nan fitri ini kita semua selalu dalam lindungan Tuhan yang maha kasih serta senantiasa diberi karunia berkat yang berkelimpahan amin,

terimaksih sekali atas emailnya, dan ide yang sangat brilian ini, saya senang sekali, semoga saya dapat on time utk sambung rasa dengan saudara-saudara yang yang sedang kumpul di kajen, mudah-mudahan ide yang bagus ini dapat berlangsung baik, lancar, selamat tidak kurang suatu apa,

satu hal lagi, yang mungkin ide ini juga sdh lama atau katakanlah mengadopsi ide-ide lama yang sdh ada saya mengusulkan ada pos lumbung beras, dengan satu dasar pemikiran bahwa kelak tidak boleh ada dari trah kita ini yang kekurangan makan,

sokur -sokur melalui pos ini kita bisa membantu trah lain atau orang lain, nah ini mudah-mudahan tidak terlalu berat dipikir, mohon maaf ide ini selalu saja sifatnya nabung dari kita semua,
ok tolong saja didiskusikan pelaksanaannya, mudah-mudahan tidak memberatkan,

ok ini dulu ya besok siang sambung lagi, kamis 27 nov, dari pnh,

utk slogan trah dengan bhs khmer coba saya tanya dulu sama teman kamboja ini, hidup trah martowirono !

salam dan doa selalu dari pnh


-----------------

Semoga Acara Dialog Online Kajen-Phnom Penh Sukses !

From: edia rahayuningsih
Subject: Re: Mas Kris, Diskusi Acara Dialog Online Hari Kamis 27/11/03
Date: Tue, 25 Nov 2003 22:40:17 -0800 (PST)
To: Bambang Haryanto
Cc: kristiyo_s@online.com.kh



Dik Bambang YTH......

Semoga skenario ini dapat terlaksana karena email pak
Kris di Tramknha atau markasnya baru down, so dia bisa
buka kalau ada di PNH, semoga besok dia jadi ke PNH,
menurut rencana dia akan ke PNH hari kamis krn ada
acara di KBRI, kalau dia ada di pnh dia bisa buka via
alamat yahoo...kalau di markas dia pakai alamat
online.com.kh

ok nanti saya sms ke dia biar besuk
sekitar pukul 10 dia buka emailnya.....OK sekian dulu
ya..sampai jumpa besok pagi.
Hidup Trah MartoWirono.

Mbak Yayuk

-----------

Harapan dapat seruan “Hidup Trah Martowirono !” berbahasa Kamboja


Wonogiri, 26 November 2003


Dear Mas Kristiyo di Phnom Penh,

Salam sejahtera. Merujuk rencana acara dialog real-time via e-mail antara Kajen dan Phnom Penh, yang direncanakan esok (Kamis, 27/11), skenarionya adalah sebagai berikut : begitu warga Trah MW agak lengkap maka dari mereka diminta untuk menulis pesan singkat untuk Mas Kristiyo.
Pesan-pesan itu lalu kita kirimkan via e-mail ke kristiyo_s@yahoo.com.

Lalu kita off, pindah ke demo upload berita ke situs blog Trah MW.
Beberapa saat kemudian, dengan harapan sudah dapat balasan dari Mas Kristiyo ke alamat humorline@plasa.com, kita ramai-ramai buka dan baca balasan dari Mas Kris.

Lebih nyata dan lebih real-time lagi adalah bila kita melakukan chatting. Tetapi saya tak biasa. Apa Mas Kris terbiasa chatting dengan Mbak Yayu, juga anak-anak ? Kalau terbiasa, kita bisa adakan acara itu nantinya.

Jangan lupa, sertakan frasa Hidup Trah Martowirono ! dalam bahasa Kamboja.

OK, Mas Kris. Itu dulu kabar dari Kajen saat ini. Nanti sambung lagi.

Salam dari Kajen,

Adik : Bambang Haryanto
--------------

Salam “Hidup Trah Martowirono !” dari Kabul Rejo
From: edia rahayuningsih
Subject: salam dari kabul rejo
Date: Tue, 25 Nov 2003 22:21:24 -0800 (PST)
To: Bambang Haryanto
Cc: kristiyo_s@online.com.kha


HIDUP TRAH MARTO WIRONO.... JE...JE...JE Oh
JE bukan bahasa PNH (Phnom Penh) tetapi
bahasa kabul rejo he...he.....

Waktu PNH sama dengan waktu Kabulrejo (WIB) so kalau
ngalamun bareng tidak usah mikirkan beda waktu alias
kalau malam ya malam, kalau siang ya siang kalau sore
ya sore....he...he.....

Wah kalau tidak ada internet (FO) mana tahan jauh dari
Suami dalam rentang waktu yang tidak singkat, niat
pilu...... OK sampai jumpa hari kamis ya...

salam
Mbak Yayuk Kristiyo



Tuesday, November 25, 2003

Ngobrol Online Warga Trah Martowirono Kajen-Phnom Penh
Oleh : Bambang Haryanto
(e-mail : 25/11/2003)

Yth. Mas Kristiyo di Phnom Penh,


Salam sejahtera. Semoga sehat-sehat. Terima kasih untuk balasan Mas Kris yang lalu, yang menggembirakan dan membesarkan hati. Mengenai isu penting yang Mas Kris utarakan, mengenai upaya menggalang dana, sebenarnya telah dilakukan. Tetapi penggalangan dana itu terasa masih kurang fokus, dan belum ada diskusi komprehensif mengenai visi ke masa depan yang seperti Mas Kris sebutkan itu.

Karena ide dari Mas Kris itu penting, maka isi e-mail dari Mas Kris yang lalu itu saya cantumkan dalam buklet yang akan disebarkan dalam pertemuan Trah Martowirono, Kamis mendatang. Semoga akan muncul menjadi bahasan yang mengemuka dalam forum. Paling tidak, menjadi tabungan pemikiran yang serius. Oleh karena itu, mungkin ada gagasan lanjutan dari ide Mas Kris itu yang bisa ditebar lagi ? Saya tunggu.

Hal penting lain, hari Kamis mendatang, apa Mas Kris ada waktu ? Saya merencanakan dalam acara reuni Trah MW nanti ada acara demo, balas-balasan e-mail antara peserta pertemuan trah MW di Wonogiri dengan Mas Kris di Kamboja ini. Mungkin antara mBak Yayuk, Peter atau pelaku lainnya.

Jangan lupa nanti, tuliskan slogan “Hidup, Trah Martowirono !” dalam bahasa Kamboja.

Saya akan memasang komputer di Kajen yang terkoneksi dengan Internet. Acara ini sekaligus untuk memberikan pelajaran dan pengetahuan bagaimana Internet itu bermanfaat sebagai sarana menggalang silaturahmi\ antarwarga Trah MW, walau jaraknya pun ribuan kilometre..

Saya telah melihat World Time Chart, rasanya WIB itu sewaktu dengan Cambodia. Apa betul ?


Sekian dulu kabar dari Kajen. Saya tunggu balasannya, esok.
Sampai jumpa di obrolan mendatang.

Hormat saya,

Adik : Bambang Haryanto


P.S. Tema pertemuan Trah MW, “Awas ! Teror Bom Tawa dan Maaf Ada Dimana-mana”. Nanti setiap tamu akan diperiksa dengan metal detector. Selain demo internet, juga ada kuis Sekhilaf Wajah, menebak foto-foto warga Trah MW.

----------------

Salam Selamat Lebaran dan Harapan dari Phnom Penh
Oleh : Kristiyo Sumarwono
(e-mail : 21/11/2003).


Salam jumpa, kabar baik dari pnh, semoga saudara-saudaraku semua baik adanya, selamat dan terimaksih atas ide yang bagus dgn website trah yang mudah-mudahan akan mempermudah komunikasi dan interaksi antar anggota trah lebih erat lagi, saya punya usul atau mungkin malah sdh direalisasi ( maaf saya kurang tahu perkembanagn trah ) utk trah kita ini punya pos atau fund khusus utk beasiswa, bagi anak-anak atau semua anggota trah.

Ini memang investasi jangka panjang, dgn satu dasar pemikiran ialah agar semua cucu atau cicit atau apapun namanya dari trah martoirono ini bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, kalau perlu ke luar negeri, ini saja.

mudah-mudahan ide tiga tahun yll ini sdh mulai, shg semua bisa berpartisipasi mendukung dana pada setiap pertemuan tahunan kita, saya pulang ke indonesia tg 21 desember 2003, shg mohon maaf mungkin belum dapat hadir di pertemuan trah, maaf sekali ini kalai ke tiga tahun yang absen, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan selamat menunaikan ibadah puasa, selamat menyongsong lebaran ( tiga hari lagi lebaran ) semoga Tuhan selalu memberkati kita semuanya

Amin, best regards dari pnh

----------------------

Ketoprak Humor Ala Trah Marto Wirono
Oleh : Broto Happywondomisnowo
(e-mail : 21/11/2003)

Lucu. Segar. Kocak. Juga Spontan. Itulah gambaran keluarga besar trah Marto Wirono. Tidak ada yang menampik, setiap tahun digelar acara pertemuan, selalu penuh ger-geran. Kelucuan demi kelucuan terus meluncur. Dampaknya ledakan tawa terus menggelontor layaknya air bah sungai Bengawan Solo menggenangi rumah Mbah Dung di Kedung Gudel!

Spontanitas yang menyegarkan itu ternyata sungguh menggembirakan, sekaligus melegakan hati. Bandel sekaligus ndagel itu dimiliki seluruh anggota trah. Mulai dari anggota yang sudah berkepala lima, hingga kepala balita. Pendeknya, belakangan ini komentar-komentarnya yang mengundang tawa, tidak menjadi monopoli keluarga Kajen.

Keriuhan tersebut cuma beda tipis dengan para personal Srimulat yang beraksi di Ketoprak Humor di RCTI tiap malam Minggu. Kemeriahan itu karena didukung karakter yang berbeda-beda. Karakternya Ada yang mirip atau mendekati Tarzan, Eko DJ, Nunung, sampai Polo! Sayang tidak ada yang menyamai Pak Bendot atau Bolot!

Senang dan bahagia rasanya memiliki anggota keluarga besar yang suka humor segar. Mungkin, karakter menyenangkan itu sudah diwariskan oleh Mbah Dung. Apalagi, mbah juga senang bercerita. Kalau sudah cerita, sedikit bombastis memang, namun membuat kita senang mendengarnya. Lebih lagi, Mbah Dung juga kocak.

Saya masih ingat, suatu ketika sowan ke Kedung Gudel. Seperti biasa Mbah Dung manasehati. Ringkas cerita isinya: "Yen nyambut gawe ojo seneng keluyuran," tutur Mbah Dung. Lalu saya matur, "Mbah kulo niki dados wartawan, nyambut damelipun dolan lan ngluyur mawon."

Apa komentar Mbah Dung berikutnya? "Ora opo-opo," sergahnya. Malah komentar berikutnya menyuruh sang cucu untuk melanglangbuana lebih jauh lagi. "Dolano sing luwih adoh. Ben duwite akeh," tambahnya sambil terkekeh.
Berkat doa restu Mbah Dung, dolan yang jauh, ternyata kini bukan monopoli saya. Cucu yang lain kini juga banyak dan kerap mencicipi terbang ke luar negeri. Mulai Eromoko hingga Eropa pernah ditapaki. Dari Praci sampai Prancis dijelajahi. Dari Wates menuju Wales. Kadang seperti mimpi, ada wakil trah Marto Wirono kini menjadi anggota masyarakat internasional!

Kembali ke soal ger-geran, tahun ini saya maaf tidak bisa hadir. Salam taklim dari saya, Ayu, serta Ega dan Gladys. Sayang juga. Namun, kenangan bagaimana gayengnya suasana pertemuan keluarga masih lekat di benak saya. Setiap pertemuan, dari tahun ke tahun, selalu penuh humor segar yang tidak pernah kering, layaknya Waduk Gajahmungkur!

Mungkin inilah salah satu episode yang selalu ditunggu-tunggu. Mungkin pula, faktor inilah yang membuat pertemuan trah Marto Wirono begitu menyedot perhatian. Layaknya sinetron di televisi yang memiliki rating tinggi, dan karenanya selalu ditunggu-tunggu pemirsa.

Hebatnya lagi, sang aktor kocak itu berdatangan dari mana saja. Bahkan, kondisi tersebut kini menular ke generasi keempat alias generasi cicit. Lucu-lucu, menghibur, dan menggairahkan. Saya pun bangga memiliki mereka!

Nah, kalau boleh berandai-andai. Tahun ini pun tayangan ala Ketoprak Humor bakal tersaji kembali di Kajen. Karakter-karakter kocak itu dimiliki oleh seluruh anggota trah Marto Wirono. Mau mencari tokoh pemeran pengganti Tarzan ada. Dewi Hughes pun ada. Eko DJ pun tersedia. Komplet pokoknya!

Cuma, jangan mencari karakter untuk didapuk jadi tokoh Bedor atau Ganis? Susah mencari orangnya, maklum anggota trah Martowirono dikaruniai badan sehat dan jangkung!

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1424 H. Mohon Maaf Lahir dan Bathin.


-------------

Kini Reuni Trah MartoWirono Bisa Setiap Hari, Setiap Saat !
Oleh : Bambang Haryanto

Dengan hormat,

Salam sejahtera. Untuk menandai pertemuan Trah Martowirono XVII/2003 di Wonogiri dan upaya menfasilitasi silaturahmi antarwarga trah di masa depan, bersama ini diberitahukan bahkan kita sudah memiliki situs blog di Internet.

Namanya : TRAH MARTOWIRONO
Alamat/URL-nya : http://trah.blogspot.com

Situs blog adalah papan pengumuman elektronik, berbasis teks, yang dapat diakses dan di-update dari mana pun di dunia ini. Situs ini memungkinkan pengarang/penulis berkolaborasi dalam pengisian kandungan informasinya.

Jadi Mas Kristyo dapat menempelkan info terbarunya dari Phnom Penh, mBak Yayuk dari Waikiki (siapa tahu dari Filipina terus bablas ke Hawaii), mungkin kabar Happy dari Wales (dan Wates), Mayor dari Walikukun, atau pun kabar dari Wonogiri.

Lebih menggembirakan lagi bila nanti lebih banyak warga trah, terutama generasi IV, yang melek Internet dan sudi bergabung dalam kolaborasi pengisian situs blog ini. Ini langkah awal, silakan memberikan masukan, juga cerita-cerita.

Di bawah ini ada intruksi prosedurnya sebagai member guna berkolaborasi, tetapi terus terang saya sendiri belum mencobanya. Sekian dulu, semoga kabar ini bermanfaat.

Oh ya, silakan Anda dan putra-putri dan kerabat lainnya, membawa tulisan berupa opini, harapan, kesan, cerita-cerita ringan seputar Trah Martowirono ketika menghadiri pertemuan di Wonogiri nanti.

Sokur bila materi itu sudah tersimpan dalam disket atau terkirim sebelum Hari-H via e-mail ke : humorline@plasa.com. Tetapi bila terpaksa ditulis tangan atau ketikan, tetap juga tidak ditolak. Terima kasih.

Saya tunggu di Wonogiri,

Bambang Haryanto.


Wednesday, November 19, 2003

PERTEMUAN TRAH MARTOWIRONO XVI
Polokarto, Sukoharjo, Sabtu, 7 Desember 2002


Ringkasan

Pertemuan Trah Martowirono XVI yang berlangsung di rumah keluarga Bapak Parmono sebagai wakil dari taler ke-3 Bapak Sutejo berlangsung semarak. Penuh kehangatan, teriris keharuan mendalam, maraknya wacana baru, juga tak kalah menggemparkan adalah keberanian generasi IV Trah Martowirono untuk tampil memimpin interaksi antarhadirin.

Mereka tampil secara cerdas, jenaka, jujur, bahkan cenderung sableng yang menyegarkan. Mereka adalah Sari, Rico, Gorda, dan Aning yang menjadi bintang bersinar dalam pertemuan kali ini !

Rasa haru, juga rasa kehilangan, sangat kental mewarnai pertemuan kali ini. Satu-satunya pepunden generasi II Trah Martowirono yang tersisa, yang pada pertemuan tahun lalu di Jombor (19/12/2001) masih hadir segar di tengah kita, kini beliau telah tiada.

Kepergian Bapak Sutono kembali ke Sang Khalik, 14 September 2002, bukan hanya menjadi kesedihan putra-putrinya, Keluarga Bapak Mulyono/Titis dan Priyanto Wisnu Nugroho, tetapi juga kesedihan seluruh warga Keluarga Besar Trah Martowirono. Semoga beliau kini sejahtera di sisi-Nya dan memandang dengan bahagia kita-kita semua yang akan meneruskan cita-citanya.

Pertemuan juga meneguhkan semangat kekeluargaan yang sangat membesarkan hati. Ketika setiap pribadi warga trah berbagi rasa, baik bercerita mengenai kegagalan, kekurangberhasilan, atau pun kesuksesan dan impian, hampir seluruh keluarga besar Trah Martowirono tak ragu dibarengi keikhlasan, bersedia terus mengulurkan empati, membesarkan hati, mendorong dalam semangat dan doa, bahkan tawaran aksi konkrit hingga semua hambatan atau impian makin mendekati solusi secara bijaksana.

Ikatan yang sedemikian luhur inilah yang mampu membuat setiap individu warga trah merasa berharga, dalam situasi dan kondisi hidup apa pun, karena merasakan adanya oasis, tempat untuk bisa kembali guna mereguk optimisme baru setiap tahunnya sebagai bekal melangkah mengarungi gelombang kehidupan di masa depan yang dicita-citakan.

Pertemuan juga mencatat, wafatnya Bapak Sutono tersebut telah membuat rumah pepunden dan cikal bakal Trah Martowirono di Desa Kedunggudel, kini tiada penunggunya. Untuk mengkonservasi situs bersejarah dan penuh kenangan tersebut, pertemuan sepakat berdikusi mencari solusi terbaik.

Demikian juga mengenai masalah waris tanah dan sawah mBah Martowirono, sepakat dirembug pada hari-hari mendatang secara kekeluargaan guna menentukan langkah terbaik, adil dan bijak bagi semua fihak yang terkait. Pertemuan juga sepakat mengagendakan membicarakan gagasan mengenai penambahan frekuensi pertemuan trah. Yang selama ini hanya sekali dalam satu tahun, diusulkan menjadi dua kali dalam setahun.

Realisasi gagasan tersebut akan diputuskan pada pertemuan tahun depan di Kajen, Wonogiri.



Sketsa-sketsa
kisah antarkeluarga


TALER I

Banyak berita menarik dari keluarga Taler I (Suripti). Berita bahagia terkabar dari keluarga Bapak Wiranto/Ibu Endang Markiningsih. Tepat pada ulang tahun Ibu Endang ke 51 tanggal 29 September 2002, di Selogiri telah dilangsungkan acara tunangan putrinya, Sari, sekaligus ritus Kristiani untuk putranya Baroto. Sari kini menghentikan (sementara ?) tradisi turunan ngenger dari ibunya dan bekerja sebagai “pemegang uang” dari usaha salon buliknya, Ibu Suharti Priyono di Sukoharjo.

Baroto nDandung yang kini duduk di semester III Teknik Mesin FT UGM Yogyakarta meneruskan tradisi ngenger di rumah buliknya yang lain, Bapak Kris/Edia Rahayu di Yogyakarta. Ibu Endang dan Bapak Wiranto hadir dalam keadaan sehat walafiat.

Keluarga Bapak Sudoyo/Ibu Dwi Hastuti kali ini mengijinkan puterinya yang bergaya pendekar (“pendek” dan “kekar”) a la Wiro Sableng untuk turun gunung. Ia adalah Aning, yang walau tidak membawa “wedus gembel” dari lereng Merapi tetapi telah bikin gebes-gebes seluruh peserta pertemuan.

Banyak kabar-kabari menggembirakan terkabar dari Kaliurang ini, tetapi notulis lupa mencatat gara-gara terpesona dengan penampilan story telling dari mahasiswi UPN Yogyakarta ini yang teramat menggemparkan. Tetapi juga mengkuatirkan, jangan-jangan sesudah pulang nanti ia akan dapat sanksi dari bapaknya !

Rico yang sekelebatan gantengnya mirip gelandang PSS Seto Nurdiantoro, mewakili keluarga Untung Suripno/Erry. “Habis ini, cerita apa lagi pa ?”, begitu gayanya mencari konfirmasi dari papanya. Yang mengagumkan, mengharukan dan patut ditiru, ialah ketika Rico secara jujur memuji peran ibunya dalam kehidupan sehari-harinya. “Mama adalah mama yang luar biasa !”, tandasnya.

Diwartakan juga bahwa Bapak Untung dengan unit bisnisnya Griya Cipta Gatra bulan Desember 2002 melebarkan sayap dengan menggarap acara pameran dagang di Wonogiri Expo 2002. Diwartakan pula putrinya, Bunga, akan bersiap duduk di bangku SMU 3 Yogyakarta.

Gorda yang mewakili keluarga Bapak Teguh Priyono/Suharti. Berita menggembirakan yang muncul dari keluarga ini adalah bahwa kini Bapak Priyono kembali ke bangku kuliah, di Jakarta, mengambil Strata 2. Bahkan dalam waktu dekat ini, direncanakan tanggal 27 Desember 2002, akan diselenggarakan acara syukuran. Kita tunggu undangannya !

Ibu Edia Rahayu yang pada dua kali pertemuan trah terakhir tidak disertai sang suami Kristyo “Norodom” Sumarwono, memberikan banyak wawasan kepada segenap peserta pertemuan. Sebagai doktor kimia dan dosen di Teknik Kimia UGM, ia mengemukakan pentingnya pelbagai tindakan konkret dalam mewujudkan cita-cita trah atau sebagian warga trah dalam merealisasikan cita-citanya.

Ringkasnya, beliau menginginkan adanya semacam battle plan sehingga kemudian dapat dirinci aneka tindakan aksi secara teknis untuk merealisasikan upaya memenangkan “pertempuran” tersebut. Paparan yang menarik itu, diselingi ulah putra terkecilnya yang cute, Peter, sampai melebar kepada kisah perjalanannya baru-baru ini ke Kamboja.

Perjalanan berburu bulan madu itu dalam rangka menengok suami yang untuk tahun kedua menjadi tenaga ahli pertanian internasional guna ikut membangun negerinya Hun Sen.

Kalau ada seorang wanita cantik, semampai, dan ringtone telepon genggamnya berbunyi ayam berkokok, mungkin dia adalah sosok Ibu Endah Sulastri yang konon memiliki “mas” seberat 80 kg. Mas itu adalah Mas Agus Widiarto, suaminya.

Wanita satu ini memang mengaku kaya raya, sebab juga memiliki “intan” dan “mutiara” yang memang cantik-cantik. Beliau masih mengajar di SMU De Britto Yogyakarta, dan konon juga berhobi memiliki rumah baru tiap tahunnya.

Keluarga dari Taler I yang kebetulan berhalangan hadir adalah keluarga Bapak Santosa Priyo Utomo. Sayang, tidak sempat diwartakan keadaannya saat itu.


TALER II


Keluarga Bapak Mulyono/Titis dan Priyanto Wisnu Nugroho, sebagai waris dari Taler II (Bapak Sutono), mengutarakan betapa dalam pertremuan Trah Martowirono XIV ini merasakan suatu kehilangan. Seperti diungkap oleh Priyanto Wisnu “Didi Kempot” Nugroho, bahwa “kali ini saya tidak disertai Bapak”, sepeninggal Bapak Sutono pada tanggal 14 September 2002. Pada kesempatan yang sama, Keluarga Mulyono/Titis mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Trah Martowirono yang telah sudi menyengkuyung ubo rampe saat upacara pemakaman pepunden kita semua, Bapak Sutono, kembali kepada Sang Khalik.


TALER III

Slogan “Memang lebih baik”, syukurlah, kiranya cocok menjadi tema laporan tahunan dari keluarga besar Taler III (Bapak Sutejo) ini. Secara pribadi Bapak Parmono, yang saat tampil elegan dan mengingatkan sosok promoter tinju beken Boy Bolang, melaporkan bahwa kini gaya ngantor BRI-nya semakin “kebarat-baratan”. Pasalnya, dulu hanya ke arah barat dari Polokarto (“tempat ini kok jadi favoritnya Amien Rais ?”) menuju Proliman Sukoharjo, sekarang gara-gara naik pangkat menjadi supervisor beliau tiap pagi harus pergi lebih ke barat lagi, yaitu ke BRI Kartosuro.

Sebaliknya, putrinya Erna, justru mengikuti slogannya Mahathir Muhamad, Go East, Young Men/Women ! Tetap meneruskan tradisi ayahnya sebagai bankir, tetapi justru “memang lebih baik” dengan berkarir menuju ke arah timur dari Polokarto, yaitu di BRI Karanganyar.


TALER IV

Dari keluarga besar Taler IV (Sukarni), banyak mencuat berita mirip rasa permen Nano-Nano, yang ramai rasanya. Misalnya, Bambang Haryanto mengkampanyekan ajakan untuk warga yunior Trah Martowirono untuk memiliki impian dan berusaha mengejar impian tersebut. Ajakan ini sekedar sebagai refleksi atas terpilihnya esai yang ia tulis dalam The Power of Dreams Contest 2002 yang diadakan Honda dan mengantarkannya sebagai pemain sinetron dadakan di Trans TV, 27 Juli 2002.

Barry Hendriatmo melaporkan dampak dari Tragedi Bom Bali 12 Oktober 2002 yang berimbas kepada bisnisnya yang berbasis di Jember dan sekitarnya. Saat itu ia disertai putranya Reza, yang masih duduk di SMU Muhammadiyah II Yogyakarta.

Mayor Haristanto, diawali dengan yel-yel dan lagu suporter Pasoepati, tampil ke arena untuk kembali menyosialisasikan mimpi-mimpinya kelak menjadi walikota Solo. Ia hadir bersama istrinya Nani, putrinya Ayu dan Lintang. Impian besar ini banyak mendapat dukungan. Bhakti “Nuning” Hendroyulianingsih/Nano mewartakan bahwa putranya Yoga kini berkuliah di UMS dan Yudha di Undip.

Dengan mengangkat tinggi-tinggi keramik yang menghias ruang tamunya Mas Parmono/mBak Tim yang benar-benar mirip trofi Piala Champions, Broto Happywondomisnowo, tampil menggebrak mirip pelawak Polo dan menjadi bintang ger-geran.

Aksinya merayakan kemenangan ini, tentu saja termasuk kemenangan seluruh Trah Martowirono yang kompak dan bersatu, jelas merefleksikan profesinya sebagai wartawan Tabloid Bola, yang ikut bangga meliput dan ikut merayakan kemenangan tim bulutangkis Indonesia baik di Sevilla (Spanyol) sampai Guangzhou (Cina). Saat melaporkan berita baik ini, ia khusus datang dari Bogor, disertai istrinya Ayu dan putrinya Gladys.

Karena tabloidnya banyak disukai oleh para keponakan, termasuk Peter, sampai-sampai ibunya, Edia Rahayu, berharap bakal dapat langganan gratis Bola. Happy menyetujuinya, dengan catatan : agar keluarganya dapat imbalan, berupa kemudahan berlangganan ayam secara gratis pula.

Betty Hermisnawaningsih, yang disertai putranya Yudhis, melaporkan pekerjaanya kini di AIG-Lippo.

Sementara Basnendar Heriprilosadoso yang nglanjo sebagai pengajar di STSI Surakarta, mewartakan logo kreasinya memenangi lomba logo Hut ke-15 Magister Manajemen UGM dan ciptaan lainnya menjadi logo resmi Galeri Nasional, Jl. Merdeka Timur, Jakarta Pusat. (BH)***

-----------------------------------------

PERTEMUAN TRAH MARTOWIRONO XV
JOMBOR SUKOHARJO, RABU 19 DESEMBER 2001


Pertemuan trah Martowirono yang ke -15 ini yang menerima adalah taler ke﷓2 yaitu keluarga Bapak Sutono dan diterima di rumah Keluarga Bapak/Titis Mulyono di Jombor Sukoharjo. Pada pertemuan ini juga dihadiri tamu di luar trah, yaitu Keluarga Bapak Tranggono dari Jakarta ( mertua Bapak Happy – Bola).

ACARA:

1. Pembukaan oleh Pengurus Trah dilanjutkan dengan doa pembukaan.
2. Ucapan Selamat Datang dari tuan rumah.
3. Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan batin﷓ dari seluruh anggota Trah kepada para sepuh yaitu Bapak Sutono dan Ibu Sutejo.
4. Info Keluarga.
5. Pengumpulan dana sukarela dan penjualan saharn.
6. Pembahasan pertemuan yang akan datang tentang waktu dan tempat.
7. Penutup.



POKOK﷓POKOK PERTEMUAN
TRAH MARTOIRONO KETIGABELAS

1. Acara ini cukup, meriah karena dihadiri anggota trah yang cukup lengkap.

2. Pada saat pertemuan didiskusikan tentang "beban' apabila keluarga taler ke﷓2 menerima acara trah dalam 4 tahun sekali. Hal ini merupakan bentuk kepedulian antar anggota trah. Namun keluarga taler ke﷓2 merasa tidak terbebani dengan kebijaksanaan ini sehingga ketentuan tentang perputaran reguler antartaler untuk menerima pertemuan keluarga terus dilanjutkan.

3. Bapak Barry menginformasikan bahwa kita memiliki jalur keluarga di wilayah Jawa Timur. Hal ini perlu ditelusuri lebih lanjut.

4. Bapak Mayor Haristanto menginformasikart tentang gegayuhan masa datang" yang ingin mencalonkan diri sebagai Walikota. Visi ini perlu mendapat dukungan dari seluruh anggota trah dalam bentuk doa dan upaya.

5. Bapak Bambang Haryanto diangkat sebagai Sekjen Asosiasi Suporter Sepakbola Indonesia (ASSI) dan ini membahagiakan kita semua.

6. Pada perternuan ke﷓15 ini merupakan perternuan trah yang terakhir bagi bapak Sutono, karena beliau dipanggil menghadap Tuhan, wafat pada tanggal 14 September 2002.

7. Salah satu anggota taler ke﷓3 ( Sdr. Erna ) telah mulai bekerja dan diterima di BRI sejak tanggal 14 Des 2001.

8. Bapak Budi Haryono rencananya akan menikah pada bulan Maret 2002, menyunting putri Yogya, mohon didoakan.

9. Keadaan seluruh Anggota Trah dalarn keadaan baik, bahagia dan damai.

10. Perternuan Trah ke ﷓ 16 berlangsung di Taler ﷓ 3 dan akan diterima olch keluarga Bapak Parmono di Polokarto pada tanggal 7 Desember 2002 (Lebaran hari kedua). (US)***



LELUHUR ITU…
Kini tiada lagi


Pak Tono, demikian banyak orang menyapa beliau, adalah seseorang yang menjadi salah satu tokoh sentral dalam Trah Martowirono. Beliau adalah sosok leluhur dari putra mbah Martowirono yang paling lama momong generasi penerus dariTrah Martowirono.

Gaya hidupnya sangat sederhana sampai hari terakhimya. Di usia mudanya, dia sangat dikagumi, bukan hanya oleh sanak saudara, tetapi juga oleh handai tolan dan masyarakat sekitar. Di hari tuanya beliau lebih memilih hidup bertapa, jauh dari hingar﷓bingarnya dunia. Tentu sikap ini dalarn rangka ikut prihatin memperjuangkan masa depan gencrasi berikutnya sambil menjaga dan memundi pusaka yang dititipkan oleh leluhur pendahulunya.

Masih seperti hari kernarin, beliau ikut menyanyi dan menari ketika perternuan trah di Yogyakarta dan semangat hidup itu masih terus nampak ketika perternuan trah di Jombor setahun yang lalu.

Hari tua memang tidak dapat dihindari oleh setiap orang, dan dalam beberapa waktu terakhir ini Pak Tono menderita sakit beberapa saat lamanya. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan bea maka tidak sernua anggota trah dapat menemani Pak Tono di. hari-hari terakhirnya.Pak Tono, menjelang akhir hayatnya dalam, suasana sepi tanpa ada saudara yang menghantar kepergiannya.

Kini, kita yang sekarang ditinggal beliau pergi, perlu lebibh meningkatkan diri dalam bersilaturahmi, agar kita bisa saling menguatkan dan membagi suka dan duka bagi generasi selanjutnya.

Selamat jalan Pak Tono, sampai bertemu dengan kita semua di alam kelanggengan. Tugas﷓tugas yang belum selesai akan kami kerjakan dengan penuh damai.

Griya Cipta Gatra, 5 Desember 2002


------------------------------------------

PERTEMUAN TRAH MARTOWIRONO XIV
YOGYAKARTA, MINGGU 31 DESEMBER 2000


ACARA:

Acara pertemuan trah ke 14 ini berlangsung di Griya Cipta Gatra Yogyakarta, Rumah Keluarga Bapak Untung Suripno sebagai bagian dari keluarga Taler 1.

Pada acara ini dikemas dalam judul TUMBUK AGENG karena dihadiri oleh tiga trah yaitu :


• Trah Martiwirono, pertemuan ke 14
• Trah Pawirosemito, pertemuan ke 31
• Trah Pamudjihardjo, pertemuan ke 1


Acara ini dfiringi oleb group Cheplin , sebuah kelompok musik jalanan yang sering mengisi berbagal rumah makan di Yogyakarta

Acara tumbuk ageng ini disusun sebagai berikut :


1. Pembukaan oleh Pengurus Trah dilanjutkan dengan doa pembukaan.

2. Ucapan Selamat Datang dari Tuan rumah sambil peluncuran buku "Dokumen Tiga Trah" yang diterima oleh masing﷓masing wakil Trah yaitu Bapak Sugino, Bapak Sutono dan Bapak Pamudjihardjo.

3. Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri mohon maaf lahir dan batin dari seluruh anggota Trah kepada. para sepuh yang dilakukan Bapak Kristyo Sumarwono mewakili seluruh anggota trah dengan diiringi lagu Qasidah.

4. Ucapan selamat Hari Natal kepada scluruh anggota trah yang dilakukan oleh Bp. Mayor Haristanto mewakili seluruh anggota trah dan diiringi lagu Malam Kudus.

5. Penyerahan Tanda Mata berupa Foto Dokumenter dari Trah Pawirosemito dan Trah Martowirono untuk Trah Pamudjihardjo. Yang menyerahkan Bapak Broto Atmodjo dan yang menerima Bapak Pamudjihardjo.

6. Rehat pertama diisi dengan tembang kenangan yang disajikan oleh group Cheplin Yogyakarta.

7. Pertemuan Komisi yaitu pertemuan masing﷓masing trah di tempat terpisah dan kesimpulannya dibawa ke perternuan pleno. Pertemuan komisi ini membahas tentang info keluarga, pengumpulan dana dan membahas waktu dan tempat pertemuan yang akan datang.

8. Rehat kedua, diisi dengan acara makan siang bersama sambil menikmati musik yang disajikan oleh Group Cheplin dan masing﷓masing trah mengisi acara termasuk nyanyi bareng, kwis keluarga dan bagi﷓bagi kado.

9. Doa penutup berupa hening cipta.


POKOK﷓POKOK PERTEMUAN
TRAH MARTOIRONO KE EMPAT BELAS

1. Acara ini eukup meriah karena dihadiri oleh tiga anggota trah diselingi dengan "Live Music” dan peluncuran buku serta adanya kwis keluarga maupun pembagian hadiah.

2. Informasi dan hal ikhwal masing﷓masing trah dapat dibahas dalam pertemuan komisi dam diinformasikan dalam pertemuan pleno schingga dapat saling memotivasi antar trah.

3. Seluruh anggota taler ke ﷓3 Trah Martowirono tidak hadir dalam acara ini sehingga dimsa kurang lengkap.

4. Acara pertemuan ftah Martoirono yang ke ﷓15 akan berlangsung bulan Desember 2001 dan yang menenima adalah taler ke﷓2 yaitu Keluarga Bapak Sutono. (US)***

-------------------------------------------


PERTEMUAN TRAH MARTOWIRONO XIII
WONOGIRI, MINGGU 9 JANUARI 2000


ACARA :


1. Pembukaan oleh Pengurus Trah dilanjutkan dengan doa pembukaan.
2. Ucapan Selamat Datang dari Tuan Rumah.
3. Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri mohon maaf lahir dan batin dari seluruh anggota Trah kepada para sepuh yaitu Bapak Sutono dan Ibu Sutejo.
4. Info Keluarga.
5. Pengumpulan dana sukarela dan penjualan saham.
6. Pembahasan pertemuan yang akan datang tentang waktu dan tempat.
7. Penutup.



POKOK﷓POKOK PERTEMUAN
TRAH MARTOIRONO KETIGABELAS


1. Acara ini cukup meriah karena diselingi dengan "Live Music” dan penjualan kaos Trah.

2. Laporan tentang penyelenggaraan acara Seribu Hari Simbah yang berlangsung tanggal 12 September 1999. Namun pelaksanaanya tidak sesuai dengan rencana semula.

3. Diinformasikan bahwa Pakde Sutigno wafat tanggal 29 Desember 1999 berarti pertemuan yang ke dua belas (1999) merupakan pertemuan terakhir dengan beliau.

4. Keadaan seluruh Anggota Trah dalam keadaan baik, bahagia dan damai.

5. Diusulkan oleh Generasi Keempat (cicit Trah Martowirono) agar pertemuan ini juga mengakomodasi kepentingan cicit dalam arti memberi acara lebih banyak bagi cicit.

6. Pelaksanaan Sertifikat Pusoko akan dilaksanakan pada tahun 2000 ini dengan tetap menegaskan bagian masing﷓masing Taler. Keluarga Sukoharjo (Dik Harti) diminta untuk mencari informasi biaya penyertifikatan ini di kantor Agraria.

7. Pertemuan Trah keempat belas berlangsung di Taler 1 dan akan diterima oleh keluarga Untung Suripno pada tanggal 28 Desember 2000 (Lebaran hari kedua). (US)***





Monday, November 17, 2003

Nikmatnya sahur bersama The Jakmania !


Di masa kompetisi LI lagi vakum saat ini, senang juga melihat aksi rekan-rekan suporter The Jakmania di RCTI, selama dua hari (16-17/11/2003). Rupanya bung Herdarmin dari RCTI Sports kurang berani maksimal menyediakan jatah sahur, sehingga rasanya sobat-sobat The Jakmania yang meramaikan babak play-off Piala Eropa saat itu nampak kurang banyak. Mungkin kalau The Jaks sebanyak separo kapasitas stadion Lebak Bulus ikut merubung pelataran “Kampung Ramadhan�, apa mungkin RCTI akan bangkrut ?

Fenomena The Jaks diundang dalam acara RCTI itu pantas disambut gembira oleh komunitas suporter sepakbola Indonesia. Kalau ngikuti tren siaran di TV akhir-akhir ini, nampak bahwa acara-acara TV dewasa ini semakin condong untuk melibatkan kerumunan. Kerumunan itu tampil berstatus ganda, ya sebagai penonton dan sekaligus jadi aktor. Jadi persis sama dengan fenomena suporter Indonesia akhir-akhir ini distadion Indonesia.

Ada tantangan dan peluang menggelitik di depan : apakah kita para suporter Indonesia mampu untuk lebih jeli guna menggarap fenomena tren siaran televisi di atas secara lebih agresif, kreatif, dan tentu saja sportif (menjauhkan dari aksi kekerasan), untuk perkembangan sisi positif suporter dan dunia sepakbola Indonesia ? Anda punya gagasan ? Kita tunggu.

Kabar lain : makasih untuk sobat Zaldi dan Dannie (Aremania) yang telah berbaik hati memberikan info sebenarnya mengenai situasi Stadion Gajayana. Saya senang karena dugaanku salah besar.

Sampai obrolan mendatang. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir dan Bathin.


Sobat Anda,

Bambang Haryanto
Penulis buku HARI-HARI SEPAKBOLA INDONESIA MATI
Wonogiri, 17/11/2003


Nikmatnya sahur bersama The Jakmania !

Di masa kompetisi LI lagi vakum saat ini, senang juga melihat aksi rekan-rekan suporter The Jakmania di RCTI, selama dua hari (16-17/11/2003). Rupanya bung Herdarmin dari RCTI Sports kurang berani maksimal menyediakan jatah sahur, sehingga rasanya sobat-sobat The Jakmania yang meramaikan babak play-off Piala Eropa saat itu nampak kurang banyak. Mungkin kalau The Jaks sebanyak separo kapasitas stadion Lebak Bulus ikut merubung pelataran “Kampung Ramadhan”, apa mungkin RCTI akan bangkrut ?

Fenomena The Jaks diundang dalam acara RCTI itu pantas disambut gembira oleh komunitas suporter sepakbola Indonesia. Kalau ngikuti tren siaran di TV akhir-akhir ini, nampak bahwa acara-acara TV dewasa ini semakin condong untuk melibatkan kerumunan. Kerumunan itu tampil berstatus ganda, ya sebagai penonton dan sekaligus jadi aktor. Jadi persis sama dengan fenomena suporter Indonesia akhir-akhir ini distadion Indonesia.

Ada tantangan dan peluang menggelitik di depan : apakah kita para suporter Indonesia mampu untuk lebih jeli guna menggarap fenomena tren siaran televisi di atas secara lebih agresif, kreatif, dan tentu saja sportif (menjauhkan dari aksi kekerasan), untuk perkembangan sisi positif suporter dan dunia sepakbola Indonesia ? Anda punya gagasan ? Kita tunggu.

Kabar lain : makasih untuk sobat Zaldi dan Dannie (Aremania) yang telah berbaik hati memberikan info sebenarnya mengenai situasi Stadion Gajayana. Saya senang karena dugaanku salah besar.

Sampai obrolan mendatang. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir dan Bathin.


Sobat Anda,

Bambang Haryanto
Penulis buku HARI-HARI SEPAKBOLA INDONESIA MATI
Wonogiri, 17/11/2003