Wednesday, May 26, 2010

Gesang dan Warga Trah Martowirono 2007-2010




Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorline (at) hotmail.com



Saya menghadiri perayaan ulang tahunnya yang ke-90. Tanggal 1 Oktober 2007. Bukan perayaan di hotel atau gedung megah, tetapi di rumahnya, di Kemlayan, Solo.

Pada hari Selasa, 1 Oktober 2007 itu, saya menyaksikan hari ulang tahun Gesang yang dirayakan oleh puluhan anak-anak Solo. Dari anak-anak TK Primagama Solo, SD Al-Firdaus dan SD Pangudi Luhur sampai SMA St. Joseph, Solo.

Mereka bergantian mengadakan konser di depan Sang Maestro Keroncong, siang itu. Penyelenggara acara unik itu adalah Republik Aeng-Aeng Solo, dengan komandan Mayor Haristanto. Acara itu menghadirkan keharuan.

Solo yang juga ketularan fenomena pemanasan global membuat jalanan di depan rumah Jl. Bedoyo 5 Kemlayan, domisili Gesang, terasa menyengat bagi kulit anak-anak. Untung sekelompok ibu-ibu berprakarsa mengembangkan payungnya, menghadirkan keteduhan dan melindungi anak-anak itu dari sengatan sinar matahari.

Totalitasnya, hadirnya keteduhan, rasa cinta, hormat dan keharuan mendalam untuk memperingati hari bersejarah dan mensyukuri karunia umur panjang Sang Gesang. Konser dibuka oleh alunan harmoni pianika yang nampak inosen, flute dan organ, suguhan anak-anak SD Pangudi Luhur Solo.

Mereka menyajikan "Bengawan Solo" dan "Tirtonadi," keduanya ciptaan Gesang. Kemudian diikuti oleh semua yang hadir, Cindy Nirmala, murid kelas V yang cantik itu, menyanyikan lagu "Terbaik Bagimu," lagu manis yang dipopulerkan Ada Band dan Gita Gutawa. Gesang yang berbaju batik merah cerah, nampak matanya berkaca-kaca.

lintang rembulan,ulang tahun gesang ke-90,1 oktober 2007

Seusai acara, saya sempat meminta tanda tangan Gesang. Juga bersama Mayor, Lintang Rembulan (foto) yang sebelumnya memainkan biola dari kelompok keroncong SMA St. Joseph, kami berfoto bersama beliau.

Mengantar Gesang. Hampir tiga tahun kemudian, saya bisa kembali ke rumah Gesang itu. Senin, 24 Mei 2010. Lima hari yang lalu, maestro keroncong itu sudah dipanggil kembali Sang Khalik. Saya bersama Mayor, dik Nani Mayor dan Lintang Rembulan, ikut menjadi saksi saat upacara pelepasan jenasahnya di Pendapi Gedhe, Balai Kota Surakarta, 21 Mei 2010 siang.

gesang,bambang haryanto,ngarsopuro,24 mei 2010,mengenang jasa gesang,sd muhammadiyah 1 solo,tk primagama solo

Sebelum ke rumah itu, kembali Republik Aeng-Aeng mengadakan acara mengenang Gesang. Bertempat di Ngarsopuro, Jl. Gatot Subroto Solo, lokasi pedestrian dan night market yang buka tiap Sabtu Malam, puluhan anak-anak Solo berkumpul lagi di Senin pagi tersebut.

Mereka menyanyikan lagu "Bengawan Solo," pembacaan puisi oleh Anni, musikalisasi puisi diiringi gesekan biola Hieronia Intan dari SMA St. Yosef dan petikan gitar Agus S. Dhukun, dan juga cerita guru tentang keteladanan Gesang selama hidupnya.

Aktivitas itu berlangsung di Ngarsopuro, di depan lukisan Gesang yang terpampang di tembok pinggir jalan. Lukisan karya pelukis Sugeng Riyanto itu berjudul "Sang Maestro" (2009), berukuran 1,6 x 2,5 meter , dibuat dengan bahan cat besi di atas plat alumunium.

bambang haryanto,mayor haristanto,gesang,gesang wafat,24 mei 2010,sd muhammadiyah 1 solo

Usai acara, mereka berbaris, untuk ramai-ramai mengunjungi rumah almarhum Eyang Gesang. Saat itu saya sempat berfoto dengan seorang ibu sepuh, adik Pak Gesang, dan keponakannya yang berbagi cerita bahwa Gesang lahir, dibesarkan, menjalani masa sepuh, ya di rumah itu pula. Rumah warisan orang tuanya.

Entah kapan lagi, saya bisa mampir lagi ke rumah ini.
Selamat jalan, Eyang Gesang.
Lagu-lagu dan karyamu akan abadi.


Bambang Haryanto
Blogger Wonogiri.
Bukunya, Komedikus Erektus : Telanjang Tegak Berdiri Menghumori Republik Kita Ini (Etera Imania, 2010) akan segera terbit.


Wonogiri, 26 Mei 2010

Wednesday, May 12, 2010

Trah Martowirono, Menggurat Kenangan Di Malaysia




Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorline (at) hotmail.com



Polokarto 2002. “Senang dan bahagia rasanya memiliki keluarga besar yang suka humor,” demikian tulis Broto Happy Wondomisnowo dalam buklet Rekaman Cerita Pertemuan Trah XVI di Polokarto, Sabtu, 7 Desember 2002.

“Mungkin, karakter menyenangkan itu sudah diwariskan oleh mBah Dung. Apalagi, beliau juga senang bercerita. Kalau sudah cerita, sedikit bombastis memang, namun membuat kita senang mendengarnya. Lebih lagi, mBah Dung juga kocak.

Saya masih ingat, suatu ketika sowan ke Kedung Gudel. Seperti biasa, mBah Dung menasehati. Ringkas cerita isinya : ’Yen nyambut gawe ojo seneng keluyuran,’ tutur mBah Dung. Lalu saya matur : ’mBah, kulo niki dados wartawan. Nyambut damelipun dolan lan ngluyur mawon.’

Apa komentar mBah Dung berikutnya ?

’Ora opo-opo,’ sergahnya. Malah komentar berikutnya menyuruh sang cucu untuk melanglang buana lebih jauh lagi. ’Dolano sing luwih adoh. Ben duwite akeh,’ tambahnya sambil terkekeh.”

Kuala Lumpur 2010. Berkat doa restu mBah Dung dan seluruh warga Trah Martowirono, si empunya cerita di atas itu baru saja mengirim kabar dan foto kepada saya.

“Mas, ini saya kirimkan foto saja saat mejeng di depan Stadion Putra, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, tempat perhelatan Putaran Final Piala Thomas-Uber 2010 berlangsung.

Untuk foto mejeng lainnya, misalnya di Menara Kembar Petronas, belum ada waktu untuk jalan-jalan. Nanti saya usahakan kalau ada waktu longgar. Siang ini (12/5/2010-BH) Tim Thomas Indonesia jumpa India, ulangan pertandingan di penyisihan grup. Kala itu kita menang 4-1. Sedang tim Uber, Indonesia jumpa tuan rumah Malaysia.”

Terima kasih, Happy.
Dua foto tersebut dapat kita saksikan di bawah ini :

broto happy w,wartawan bola,piala thomas,piala uber,kuala lumpur,mei 2010,trah martowirono

broto happy w,wartawan bola,piala thomas,piala uber,kuala lumpur,mei 2010,trah martowirono

Umpama waktu dapat diputar balik, tentu saja mBah Dung Kakung dan Putri pasti akan merasa bangga bila melihat foto di atas. Bangga dan terharu, terutama karena doa untuk anak-anak dan cucu-cicitnya agar mampu membaktikan krida dan karyanya untuk masyarakat luas, telah benar-benar terkabul.

Dari Kuala Lumpur, juga dari kota-kota lainnya tempat warga Trah Martowirono berada untuk berkarya, tidak ada salahnya bila kita mampu menyisihkan momen khusuk tertentu untuk berdoa bagi kedua beliau, yang kini tenteram di sisi Yang Maha Pemurah dan Penyayang.

Ide menarik juga ditawarkan. Bahwa tradisi membawa-bawa banner Trah Martowirono saat berkeliling dunia, atau keliling kota seperti dalam foto di atas, diusahakan akan berlanjut untuk tur-tur jurnalistik Broto Happy yang akan datang. Apakah warga trah lainnya tidak tertarik untuk melakukan hal yang sama ?

Saya tunggu kabar dan cerita plus foto-foto Anda.
Sukses selalu.

Hidup, Trah Martowirono !
Cocet krusa Martowirono !
Trah Martowirono, boleh !


Wonogiri, 12 Mei 2010

Monday, May 10, 2010

Nostalgia Piala Thomas-Uber 10 Tahun Silam




Oleh : Broto Happy Wondomisnowo
Laporan langsung dari Kuala Lumpur

Waktu sepertinya bergulir sangat cepat. Detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, minggu ke bulan, dan bulan ke tahun berjalan begitu kencang, tanpa kita sadari.

Tidak terasa saya hadir kembali untuk meliput perebutan Piala Thomas-Uber di Stadion Putra Bukit Jalil, Kuala Lumpur, 9-16 Mei 2010.

Liputan bulutangkis Piala Thomas-Uber memang sangat beruntung bisa saya lakoni. Sejak 1994 kala itu perebutan berlangsung di Jakarta, saya sudah meliput. Begitu pula dua tahun berikutnya di Hong Kong, saya pun hadir. Ketika Putaran Final Piala Thomas-Uber berpindah negara pun, saya masih ikut hadir.

Tahun 2000, ajang Piala Thomas-Uber berlangsung di Stadion Putra, tempat yang jadi arena kali ini. Dua tahun kemudian, gantian Tianhe Sports Complex di Guangzhou, Cina, yang saya kunjungi.

Sejak 1994 hingga 2002, tim Thomas begitu perkasa. Indonesia bisa menyabet lambing supremasi bulutangkis beregu putra dunia ini secara berturut-turut. Artinya, sudah lima kali secara terus-menerus Piala Thomas dikuasai Indonesia. Tambahan lima kali juara itu, menggenapkan koleksi juara Piala Thomas Tim Merah-Putih menjadi 13 kali.

Sementara untuk Piala Uber, Indonesia baru tiga kali meraihnya. Yaitu tahun 1975 lewat sumbangsih Minarni Sudaryanto (alm). Pada tahun 1994 dan 1996, dengan dimotori Susy Susanti, Indonesia juga menyabet Piala Uber. Hebatnya lagi, pada tahun ini Indonesia juga merebut Piala Thomas, Jadi tahun 1994 dan 1996, Indonesia bisa mengawinkan Piala Thomas-Uber di Bumi Nusantara.

Namun, setelah sukses terakhir Indonesia di Guangzhou 2002, Piala Thomas itu mengembara ke negeri Cina. Lin Dan, Bao Chunlai, Cai Yun/Fu Haifeng, dkk., begitu dominan. Mereka menguasai Piala Thomas hingga kini.

Layak Dikenang. Kini sebuah nostalgia sepertinya menghampiri saya. Sepuluh tahun silam, Indonesia menjadi juara di Stadion Putra. Betapa manis dan indahnya kemenangan ini untuk dikenang kembali. Sebuah sukses besar yang rasanya ingin bisa dilang kembali.

Materi pemain kala itu, memang komplet. Tunggal dan ganda kita kekuatannya merata. Di tunggal ada Hendrawan, Hariyanto Arbi, Taufik Hidayat, dan Marlev Mainaky. Apalagi di sektor ganda, mau ditukar-tukar pasangan pun, ganda kita tetap kuat. Di sana ada Rexy Mainaky, Ricky Soebagdja, Candra Wijaya, Sigit Budiarto, Tony Gunawan, dan Athonius Budi Ariantho.

Di final pun, pasukan Merah-Putih seperti melenggang dengan mudah. Hnedrawan mengatasi Xia Xuanze, lalu ganda gado-gado, Rexy/Tony mengalahkan Zhang Jun/Zhang Wei. Kemenangan kita dipastikan oleh pemain muda, Taufik Hidayat yang menggusur Ji Xinpeng. Indonesia menang 3-0. Kita sukses besar!

Relung-relung di seluruh Stadion Putra pun bergemuruh. Ribuan TKI yang menjadi suporter, memerahkan seluruh isi stadion. Saya pun sekarang masih bisa merasakan bagaimana euforia kemenangan 10 tahun silam itu.

Semoga nostalgia kali ini bisa kembali terulang. Tahun 2000, Skuad Merah-Putih merebut Piala Thomas di Stadion Putra. Tahun ini, perhelatan akbar ini kembalidigelar di stadion yang sama. Bintang tahun 2000, Taufik Hidayat juga masih membela Indonesia. Napak tilas inilah yang semoga bisa diwujudkan kembali.

broto happy w,wartawan bola,piala thomas,piala uber,kuala lumpur,mei 2010,trah martowirono

broto happy w,wartawan bola,piala thomas,piala uber,kuala lumpur,mei 2010,trah martowirono


Momen membanggakan. Sabtu (8/5), saya bisa mengangkat dan mendekap kedua piala bergengsi itu. Piala Thomas yang membanggakan itu sudah saya angkat tinggi-tinggi. Demikain juga dengan Piala Uber. Saya sangat beruntung bisa berfoto dan merangkul kembali Piala Thomas-Uber, seperti yang saya lakukan dan menjadi obsesi pada pentas sebelum-sebelumnya.

Piala itu membanggakan sekali. Saya pun merasakan bahwa hanya sang juara yang berhak mengangkatnya. Saya pun terkenang ketika kecil dulu, melihat Rudy Hartono, Christian Hadinata, Hastomo Arbi, atau Liem Swie King demikain bangga mengangkat Piala Thomas ketika kembali ke Tanah Air.

Semoga tanggal 16 Mei nanti, kita bisa kembali ke final dan menantang Cina. Semangat juang, kebanggaan, dan cerita sukSes 2000 paling tidak akan menambah spirit pemain untuk habis-habisan di tengah lapangan. Indonesia memang layak mengulang nostalgia. Indonesia layak juara!

Selamat berjuang. Mari Bung Rebut Kembali!

Monday, May 03, 2010

Broto Happy, Bulutangkis dan Muri : Album Foto




Oleh : Bambang Haryanto
Email :humorliner (at) yahoo.com


Peristiwa : Sabtu, 24 April 2010
Lokasi :Gerai Putra BatikLaweyan, Solo
Acara : Membatik massal oleh atlet-atlet bulutangkis nasional yang tercatat di Museum Rekor Indonesia
Pemrakarsa gagasan : Broto Happy Wondomisnowo



broto happy,mayor,muri,bulutangkis

Broto Happy, sebagai panitia pelaksana uji coba tim bulutangkis Indonesia, juga ikut membatik.

broto happy,muri,muri,batik

Pebulutangkis nasional Sony Dwi Kuncoro mengaku ini pengalaman pertamanya membatik.

broto happy,muri,muri,batik

Suasana tim bulutangkis membatik bersama di gerai batik Putra Laweyan, Laweyan, Solo.


broto happy,mayor,muri,bulutangkis

Broto Happy dan Mayor Haristanto, bangga dengan penghargaan Rekor MURI yang diterimanya.

trhmar