Monday, August 20, 2012

Reuni Trah Martowirono 2012 Bergaya Country dan Koboi

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorline (at) hotmail.com


Fenomena mudik Lebaran yang menggerakkan jutaan manusia untuk ramai-ramai pulang kampung antara lain dipicu oleh hasrat manusiawi setiap insan untuk kembali ke akar.

Apalagi bagi mereka yang tinggal di perkotaan dengan pergaulan yang cenderung berorientasi ekonomi, di mana hubungan antar manusia berlangsung dingin, manipulatif, penuh kalkulasi dan sarat nuansa persaingan.

Suasana Lebaran yang agamis dan humanis kemudian menginpirasi banyak warga untuk menghidupkan atmosfir pergaulan antarsesama secara hangat, terbuka, apa adanya, fitri, dan itu terjadi dalam perisitiwa yang disebut sebagai reuni.

Rumusan Naisbitt. Anak-cucu dan keturunan Trah Martowirono tidak pula luput dari dinamika universal tersebut. Meminjam rumusan “high tech, high touch,” dari futuris John Naisbitt dalam bukunya Megatrend (1982), telah ia jelaskan betapa  semakin terlibatnya teknologi dalam kehidupan seseorang maka semakin penting pula nilai-nilai spiritual bagi individu bersangkutan.

Semakin seseorang terlibat dalam kehidupan berskala global, dirinya semakin berusaha mencari nilai-nilai lokal sebagai pegangannya.

Nilai-nilai lokal itu disemai dan dipersubur dalam ritus reuni, di mana untuk Trah Martowirono penyelenggaraan acara pertemuan tahunan yang ke-26 kali tahun 2012 ini dilakukan di Dukuhan Nayu, Kadipiro, Solo.

Ia ibarat sebuah ritus “kembali ke oasis, menengok akar, untuk memperoleh asupan rohani sebagai bekal mengarungi kehidupan di masa datang.”

Reuni Trah Martowirono 2012 : Country dan Era
Cowboy

 Memacu kreativitas. Acara reuni 2012 dikemas dengan gaya country, menghidupkan kembali era koboi, masyarakat agraris yang dekat dan mencintai lingkungan, dengan hubungan yang guyub, gotong royong, dan  egaliter. 

Kemasan ini juga ditujukan untuk mendinamisasikan atmosfir pertemuan dan sebagai sarana memacu kreativitas warganya untuk berekspresi. Keunikan itulah yang membuat acara ini ngangeni, dirindukan dan dinantikan.

Pada reuni 2009 mengambil tema perjuangan revolusi 1945 dengan tajuk “6 Djam di Djokdja”, reuni tahun 2010 dengan tema semarak sepakbola (Jombor, Sukoharjo), tahun 2011 di Polokarto, Sukoharjo dengan tema reggae, dan kini di Solo 2012 dengan tema  “Take Me Home, Country Roads” yang diilhami lagu topnya John Denver.

Benih Trah Martowirono disemaikan di desa Kedung Gudel, Kelurahan Kenep Sukoharjo. Martowirono adalah seorang bayan desa (dalam poster ditampilkan sebagai sheriff)  memiliki 4 anak, Suripti, Sutono, Sutejo dan Sukarni.  

Dari keempat anak itu telah hadir keturunan yang berkiprah di pelbagai belahan negeri ini. Kalimantan, Lampung, Bogor, Yogyakarta, Solo, Sukoharjo, Wonogiri, sampai Jember.

Untuk mengomunikasikan kabar keluarga, telah pula diluncurkan blog Trah Martowirono, di : http://trah.blogspot.com.

No comments: