Trah Martowirono dan Sepakbola Indonesia
Sabtu, 12 Juli 2008, Jam 09.30-11.00, Perempatan Gladag Solo. Menyikapi kondisi persepakbolaan Indonesia yang dilanda krisis dan karut marut pengelolaannya, pencinta sepakbola dari Solo melakukan demo topo mbisu di perempatan Gladag Solo. Demo damai tersebut mengambil momentum peringatan sewindu ikrar suporter sepakbola Indonesia yang pada tanggal 12 Juli 2000 di kantor Tabloid BOLA, Jakarta, menyepakati tanggal 12 Juli sebagai hari Suporter Nasional. Mereka menyatakan sikap untuk tidak menonton pertandingan-pertandingan sepakbola Indonesia.
Fihak yang terlibat antara lain Mayor Haristanto yang pentolan suporter Indonesia, Bambang Haryanto sebagai pencetus Haris Suporter Nasional 12 Juli 2000 yang tercatat di MURI, Is Ariyanto, Agus dan personil komunitas OI Bento House lainnya, juga Ari, relawan dari Nayu.
Poster yang diusung mengkritisi perilaku suporter sepakbola Indonesia yang kronis dilanda penyakit cadok (myopia), yang menomorsatukan fanatisme kedaerahan yang sempit sekaligus tidak kritis terhadap pengelolaan sepakbola nasional dibawah cengkeraman tokoh yang dipenjara karena kasus korupsi.
Akibatnya, suporter Indonesia akhirnya ibarat bernasib seperti perilaku kerbau dicocok hidung, sebagai useful idiot, kumpulan massa yang tidak memiliki nalar kritis dan independen. Mereka hanya menjadi tukang dukung tokoh-tokoh sepakbola lokal yang pada kondisi tertentu “menyuapi” pentolan-pentolan suporter tersebut terkait aktivitas pengerahan massa yang digiring demi kepentingan-kepentingan di luar sepakbola.
Bahasan lebih lanjut di : Suporter Indonesia
Thursday, July 17, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment