Bapak dan Ibu Kastanto Hendrowiharso : Kenangan 2011
Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorline (at) hotmail.com
Bulan suci itu menjelang datang lagi.
Selamat datang, Ya Ramadhan.
Sebagai tradisi yang baik, sebulan sebelum masa kewajiban untuk berpuasa sebulan penuh bagi umat muslim itu hadir, bangsa Indonesia, khususnya suku Jawa, mengenal ritus nyadranan..
Yaitu aktivitas mengunjungi makam leluhur, guna mendoakan para pendahulu yang telah wafat itu agar memperoleh hidayah ketentraman dan kesejahteraan abadi di sisiNya.
Keluarga besar Taler-4 Trah Martowirono, yaitu anak cucu keluarga Kastanto Hendrowiharso, selain melakukan kegiatan nyadran juga mengadakan acara tahlilan, yaitu helat pembacaan doa untuk arwah ayah dan ibu kami yang telah menghadap Sang Khalik.
Bapak Kastanto Hendrowiharso, yang dilahirkan di Desa Jambe, Mlopoharjo, Wuryantoro tanggal 21 Januari 1928, telah meninggal dunia di Wonogiri, 9 Desember 1982.
Ibu Sukarni Kastanto Hendrowiharso, lahir di Kedunggudel, Kenep, Sukoharjo pada tanggal 30 Maret 1933, wafat pada tanggal 20 November 1993 di Wonogiri.
Berdoa bersama anak panti. Walau sebagian tidak sempat hadir, dukungan putra-putri yang berdomisili di luar Wonogiri, berperan signifikan. Keluarga Mayor Haristanto (Solo, ia hadir bersama Ibu Nani), Broto Happywondomisnowo di Bogor, Bonny Hastutiyuniasih di Tasikmalaya, Bari Hendriatmojo di Jember sampai Basnendar HPS (Solo), sebagai contohnya.
Sebagai event organizer dilakoni oleh Bapak Nano Maryono, Ibu Nuning Bhakti Hendroyulianingsih (Ngadirojo) yang dibantu Ibu Bastion ‘Iwin’ Hersaptowiningsih dan Betty Hermisnawaningsih.
Ada kekhususan acara tahun ini. Kami mengundang 25 anak panti asuhan “Esti Tomo” dari Mojoroto, Wonogiri. Mereka hadir bersama pengasuhnya, Bapak Soemarno. Ditambah kehadiran 25-an warga tonggo teparo dari Kajen, Giripurwo, Wonogiri, membuat acara Yassinan dan tahlilan malam itu terasa semakin khidmat.
Acara yang khusuk itu hingga paripurna dipandu oleh Bapak Abdurrachman, anggota takmir Masjid Agung At-Takwa Kabupaten Wonogiri.
Subhaanallaahi wa bihamdhi,
subhaanallaahil ‘azhiimi
Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya.
Maha Suci Allah yang Maha Agung.
Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah mereka (kedua orang tua kami), selamatkan, dan maafkanlah kesalahan mereka.
Segala puji bagi Allah,
Tuhan Semesta Alam.
Wonogiri, 28/7/2011