Friday, February 19, 2010

Agar Tidak Hilang Dalam Sejarah




Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorline (at) hotmail.com



Pesan Pram. “Apabila kau berhenti menulis, kau akan hilang dalam pusaran sejarah.”

Itulah kata dari pengarang ternama Indonesia, Pramudya Ananta Toer. Beruntunglah kita kini, di era Internet ini. Kita dapat menulis, mengekspresikan diri dalam pelbagai media sosial. Blog, Twitter sampai Facebook.

Saya masih menggunakan cara kuno.
Menulis surat pembaca di koran-koran.

Dimulai dari tahun 1973. Hingga kini. Bahkan juga mendirikan komunitas penulis surat pembaca se-Indonesia sehingga tercatat di Museum Rekor Indonesia, 27 Januari 2005. Sekaligus memproklamasikan hari itu sebagai Hari Epistoholik Nasional.

Otot otak kita. Pada peringatan 5 tahun deklarasi hari itu saya memperoleh kado indah. Profil dan kiprah salah satu warga Trah Martowirono yang jomblo abadi ini telah muncul di Koran Tempo, Kamis, 29/1/2009. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi sesama warga trah : ayo menulis,menulis dan menulis.

Jangan hanya puas atau berhenti menulis uneg-uneg, curhat atau komentar-komentar dangkal, yang tidak begitu banyak memeras konsentrasi untuk melatih otot-otot otak kita. Sayang sekali, bila karunia Allah yang demokratis itu hanya kita gunakan untuk berfoya-foya bagi hal remeh temeh.

Hal trivia semacam itu mudah sekali dilupakan oleh sejarah !

Catatan : sebuah artikel senada yang ditulis oleh penulis buku produktif dan laris, Andrias Harefa, Agar Tak Hilang, menarik untuk kita jadikan inspirasi bagi semua warga trah kita.



Wonogiri, 31/1/-20/2/2010

No comments: