Friday, January 23, 2009

Pertha, Trah Martowirono dan Obama




Nama bersejarah. Masyarakat suku Indian memberi nama anaknya yang baru lahir sesuai dengan situasi atau peristiwa aktual yang terjadi saat itu. Gara-gara hal inilah seorang anak Indian berkali-kali mengadu kepada ayahnya karena ia senantiasa diejek teman-temannya terkait nama yang ia sandang. Karena jengkel, sang ayah lalu menghardiknya : “Jangan tanya-tanya hal itu lagi, Kondom Bocor !.”

Rumus pemberian nama a la suku Indian itu juga menular ke warga Trah Martowirono. Tepatnya pada keluarga yang berbahagia, pasangan Anna Sari dan Rudy Agung Satriana. Pada tanggal 17 Januari 2009, mereka telah dikaruniai momongan baru, anak kedua, seorang putri yang diberi nama indah : Pertha Xactiva Anggelica Nugrahati.

Nama depan “Pertha” itu tentu memiliki makna yang bersejarah. Juga kenangan indah. Karena saat kelahiran warga baru Trah Martowirono, Trah Pawirosemito, dan sebagai cucu keluarga Endang Markiningsih-Wiranto itu, ayahnya sejak November 2008 sedang menempuh studi S-3 di Perth, ibukota Australia Barat. Sedang deretan nama berikutnya, mudah-mudahan dapat diterangkan lebih lanjut oleh kedua orangtua Pertha dalam acara Pertemuan Trah Martowirono 2009 mendatang.

Keluarga besar Trah Martowirono mengucapkan selamat berbahagia kepada keluarga Anna Sari – Rudy Agung (foto saat mengikuti Pertemuan Trah Martowirono di Wonogiri, 5/10/2008) juga kepada eyang Pertha, baik Eyang Endang, Eyang Wiranto, keluarga besar Trah Pawirosemito, dan juga keluarga besar Rudy Agung di Bantul Yogyakarta.


Catatan masa depan. Pertha dilahirkan di bawah zodiac Capricorn. Ia lahir dalam kalender Cina pada Tahun Sapi. Batu kelahiran yang cocok adalah garnet yang melambangkan kesetiaan dan keteguhan. Bunga kelahirannya adalah anyelir (carnation) warna hitam, biru gelap atau merah.

Pertha akan duduk di bangku taman kanak-kanak pada tahun 2014, boleh memiliki surat ijin mengemudi pada tahun 2025, lulus SMA tahun 2027 (“siapa tahu kelak ia akan menemukan nama dan momen kelahirannya tercatat di Internet”), dan lulus S-1 pada tahun 2031.


Kedung Gudel, Gedung Putih. Tanggal lahir Pertha bersamaan dengan tanggal lahir pemain sepakbola dari klub Liverpool asal Spanyol, Alvaro Arbeloa (1983), pesepakbola dengan gaya main unik asal Meksiko, Cuauhtémoc Blanco (1973), bintang film anak Connor Cruise (1995) yang anak adopsi dari bintang film Tom Cruise dan Nicole Kidman.

Tanggal yang sama juga menandai kelahiran bintang film bermuka plastik, Jim Carrey (1962), pecatur perempuan bergelar Grand Master asal Rusia Maia Chiburdanidze (1961), Robert F. Kennedy, Jr. (1954) yang anak dari Robert F. Kennedy dan Ethel Kennedy, musisi Inggris Paul Young (1956).

Kelahiran Pertha juga membawa berkah bahwa Trah Martowirono yang berakar dari Kedung Gudel Sukoharjo dan Trah Pawirosemito di Gemantar, Selogiri, kini memiliki hubungan erat dengan Gedung Putih, utamanya dengan keluarga presiden AS yang baru diangkat tanggal 20 Januari 2009 yang lalu : Barack Obama.

Karena hari ulang tahun Pertha sama dengan hari ulang tahun Ibu Negara AS, Michelle Obama yang dilahirkan pada tanggal 17 Januari 1964 (Bambang Haryanto).


tmw

Bonny Menuju Pemulihan, mBak Ery Sehat




Photobucket

Reuni di Tasik. Masa pancaroba atau pergantian musim memudahkan timbulnya masa rawan bagi seseorang untuk disergap penyakit. Apalagi ketika daya tahan tubuh menurun. Keadaan itu telah dialami oleh Bonny Hastuti Yuniasih, warga Trah Martowirono dari Taler-IV, yang berdomisili di Tasikmalaya.

Setelah mengalami rasa tidak enak badan beberapa hari, dengan dorongan dan anjuran Broto Happywondomisnowo (Bogor), pada tanggal 16 Januari 2009, ia menjalani rawat inap di Rumah Sakit Kartini, Jl. Otto Iskandardinata 15, Tasikmalaya. Diagnosa dokter menunjukkan ia sakit demam berdarah dan juga gejala tifus.

Untuk memberikan dorongan agar Bonny segera memperoleh kesembuhan, warga taler ke-4 Trah Martowirono, melakukan kunjungan ke Tasikmalaya. Dengan pilot trengginas Nano HD, dengan ko-pilot istrinya, Nuning, disertai Bambang Haryanto, Betty dan Basnendar, rombongan menuju Tasikmalaya pada hari Sabtu siang, 17/1/2009.
Photobucket

Anak-anak keluarga Sukarni/Kastanto Hendrowiharso ini ibarat melakukan reuni Trah Martowirono secara kecil-kecilan di awal tahun 2009. Dari Bogor, Tasik, Solo dan Wonogiri, berhimpun di sini. Di kamar 315. Tentu saja dengan bumbu ulah dan gelak, walau harus tahu diri, “tak boleh keras-keras di lingkungan rumah sakit itu.”

Syukurlah, sejak tanggal 20 Januari 2009, ibunda dari Venska dan Valent itu sudah diijinkan kembali ke rumah. Kini sedang menjalani masa-masa pemulihan. Seluruh warga Trah Martowirono mendoakan agar Bonny bisa segera sehat dan bugar seperti sediakala.

Berita terlambat, mBak Ery, istri tercinta dari Mas Untung Suripno (foto), November 2008 juga sakit. Mengalami diare, bahkan dehidrasi, sehingga harus dirawat selama 3 hari di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. “Sekarang Mbak Ery sudah sembuh dan sudah melaksanakan aktivitasnya mengelola penginapan di Jalan Janti Yogya. Terima kasih atas semua doa yang dikirim oleh anggota trah,” tulis Mas Untung dalam emailnya.

"Ketika orang merasa sehat maka banyak keinginan yang akan dicapai, tetapi ketika orang sakit maka hanya satu keinginan yang diperjuangkan yaitu ingin sembuh. Inilah pesan spiritual yang kami terima dibalik peristiwa sakitnya isteri saya,” simpul Mas Untung. Kita semua mengamini akan makna yang dalam dari ujaran ini. (US/BH).

Tuesday, January 20, 2009

Trah Pawirosemito Reuni Akbar 2008 di Yogyakarta




Temu Rindu di Yogya.Tanggal 29 Desember 2008 diselenggarakan Pertemuan Trah Pawirosemito ke 45. Pertemuan yang sudah berlangsung 22 tahun lebih ini diselenggarakan di Yogyakarta. Di antara warga trah ini adalah keluarga Haswosumarto - Suripti yang juga warga Trah Martowirono.

Mbah Pawirosemito mempunyai putera empat yaitu Sukirman Haswosumarto (Selogiri), Sugiyo Hadisudarmo (Lampung), Sugino Harsowasito (Yogya) dan Suyamsih Brotoatmojo (Selogiri). Sukirman Haswosumarto mempersunting Suripti, anak pertama dari dinasti Trah Martowirono.

Pertemuan tersebut dihadiri warga trah yang datang dari berbagai kota yaitu Medan, Lampung, Samarinda, Balikpapan, Palembang, Selogiri, Sukoharjo dan tentu saja dari Yogyakarta. Pada pertemuan tersebut selain saling tukar informasi juga ada beberapa pesan moral yang diterima bersama misalnya agar saling mengasihi, saling mendukung dan saling memberi.

Pada pertemuan berikutnya, yang akan berlangsung Juni 2009, diselenggarakan di Bogor. Yang menjadi tuan rumah adalah keluarga Bapak Hening Kristanto (putera pertama Bapak Brotoatmojo). Bagi warga Trah Martowirono yang berminat bergabung (“kabar burung, Nuning/Timbul Jaya segera rasan-rasan untuk bisa menyediakan bis”-BH) dan hadir sebagai "bintang tamu" dipersilahkan dan tentu akan menjadikan tambah semarak acara keluarga kita ini. Informasi menarik lainnya mengenai Trah Pawirosemito dapat Anda klik di sini. (US/BH)

Reuni Trah Martowirono Ke-22 Di Wonogiri





Lembar baru kehidupan. Novelis Paul Scott tentu tidak mengenal Lebaran. Apalagi mengenal ritus tahunan yang dilakukan oleh jutaan warga Indonesia ketika hari Lebaran tiba. Yaitu ritus mudik, pulang kampung, kembali ke rumah asal.

Walau pun demikian ia yang hidup tahun 1920-1978 itu memiliki pendapat bernas dan menarik yang dapat dikaitkan dengan intisari ritus mudik Lebaran itu. For a writer, going back home means back to the pen, pencil, and typewriter—and the blank, implacable sheet of white paper.Dengan merujuk status dirinya sebagai penulis, ia mengatakan bahwa penulis yang pulang kembali ke rumah berarti kembali untuk berjumpa dengan pena, potlot, mesin tulis dan lembar-lembar kertas kosong putih yang membandel.

Dalam Lebaran kita memang membersihkan dosa-dosa kita. Ibarat kita menjadi kertas putih kembali. Kembali menjadi makhluk yang fitri. Pasca Ramadhan dan Lebaran, sejajar pendapat Paul Scott tadi, betapa tidak mudah bagi kita untuk kembali menulisi kertas-kertas putih kehidupan kita masing-masing di masa depan dengan amal yang berguna dan bermakna. Tetapi itulah tantangan kita sebagai manusia.

Photobucket

Pentas kehebohan. Bagi warga taler IV dari Trah Martowirono asal Kajen Wonogiri (foto), ajaran Paul Scott tadi merujuk untuk kembali berurusan dengan gagasan dan mengeksploitasi gagasan. Demi mempersiapkan diri menjadi host reuni keluarga Trah Martowirono yang tidak biasa. Dirancang beda. Unik. Syukur-syukur mampu memancing kehebohan yang sulit dilupakan.

Reuni dengan tajuk Pasar Lebaran Trah Martowirono itu pun terjadi pada tanggal 5 Oktober 2008. Anak cucu dan cicit Martowirono yang berakar dari desa Kedunggudel, Kenep, Sukoharjo, berhimpun di Wonogiri. Sebagai tuan rumah adalah keturunan anak nomor 4 Martowirono, Sukarni/Kastanto Hendrowiharso, asal Kajen, Wonogiri.

Photobucket

Reuni keluarga yang biasa itu menjadi warna-warni. Semua tamu harus dicatat dan ditimbang berat tubuhnya. Ada pameran 18 Piagam MURI. Enam belas MURI milik Mayor Haristanto dan dua milik Bambang Haryanto. Belasan bio banner, biodata yang disajikan secara visual, dipajang. Terdapat ilustrasi foto 34 negara dan puluhan event dunia yang diliput Broto Happy Wondomisnowo, redaktur Tabloid BOLA.

Juga ada beragam karya logo, termasuk logo Gallery Nasional Jakarta (depan stasiun. Gambir Jakarta) dan juga logo Porprov Jawa Tengah 2009, rancangan cucu Martowirono, bernama Basnendar HPS yang baru saja lulus magister desain dari ITB.

Tetapi juga ada promosi dagang. Datang dari Dr. Edia Rahayuningsih, pengajar Teknik Kimia UGM, yang baru saja pulang dari Jerman. Ia memperkenalkan serbuk pewarna blue indigo yang ramah lingkungan. Keluarga Rudi Satriana yang tinggal di Samarinda mohon doa restu, hendak meneruskan pendidikan S-3 di Australia. Tak kalah adalah pidato politik dari Slagen Abu Gorda (Sukoharjo) dan Budi Haryono (Wonogiri). Yang pertama mencalonkan sebagai caleg PDIP Sukoharjo dan yang kedua PAN di Wonogiri.


Open mike. Walau ada bumbu-bumbu politik dan bisnis, jangan bayangkan suasana reuni keluarga yang kaku. Reuni itu pun lebih mirip sebagai ajang mike terbuka dalam sebuah kafe komedi. Semua bebas untuk tampil di panggung, semua boleh bercerita. Baik mengeluh atau pun mencanangkan sesuatu resolusi, tetapi harus dikemas dan disajikan secara lucu.

Selain mengakses bareng-bareng isi blog Trah Martowirono, juga berebutan hadiah untuk mengikuti kuis mengenal secara lebih mendalam tentang keluarga yang disajikan secara multimedia.

“Bila tanggal pertemuan itu tiba, maka acara apa pun dihindari karena ingin jumpa saudara di acara temu trah ini. Jujur saja, acara pertemuan trah ini ini membikin usia awet muda, linggo-lico, lali tonggo – lali konco. Lupa tetangga, lupa teman. Isinya cuma satu yaitu : seneng,” itu pendapat Untung Suripno, kepala suku Trah Martowirono yang berdomisili di Yogyakarta.

Pertemuan trah ini pertama kali diselenggarakan tanggal 19 Desember 1987 di Kedunggudel, Kenep, Sukoharjo. Tahun depan, 2009, diwacanakan di Benteng Vrederburg, Yogyakarta. Sebagai tuan rumah adalah taler I, keluarga Suripti/Haswosumarto.

Teolog Amerika, Tryon Edwards (1809-1894) telah bilang, “every parting is a form of death, as every reunion is a type of heaven.” Benar katamu, Mr. Edwards. Setiap reuni memang ibarat seperti kita sedang menghuni sorga. Hallo, warga Wonogiri di mana pun Anda berada, kami tunggu pula laporan acara reuni keluarga Anda ! (Bambang Haryanto).


tmw