Wednesday, December 03, 2003

KISAH DIBALIK PERTEMUAN TRAH MARTOWIRONO XVII/2003 (4)
Kebetulan Berbarengan Thanksgiving Day :
Adakah Pesan Yang Bisa Kita Petik Untuk Kebaikan Bersama ?

Oleh : Bambang Haryanto


Hari Kamis terakhir dalam bulan November oleh masyarakat Amerika Serikat disebut sebagai Thanksgiving Day. Hari bersyukur. Pertama kali dilakukan pada tahun 1621 oleh kaum Pilgrim Fathers untuk merayakan keberhasilan panen dan kemudian menjadi hari libur nasional sejak tahun 1863. Menurut ensiklopedi yang terbundel dalam Oxford Reference Shelf 1994 (tersimpan dalam komputer saya), Hari Bersyukur itu dirayakan di Kanada pada hari Senin kedua di bulan Oktober.


Biasanya mereka berkumpul, keluarga sudah pada mudik, lalu berdoa bersama-sama memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah yang Tuhan limpahkan kepada keluarganya dalam sebelas bulan yang telah lewat. Hidangan utamanya adalah : panggang ayam kalkun.

Kalau Anda pernah menonton serial Mr. Bean, di mana ketika menyambut pacarnya justru dirinya kerepotan dengan panggang kalkunnya, apakah itu juga menandakan suasana Thanksgiving di Inggris sana ? Saya tak tahu.


Pertemuan Trah Martowirono XVII/2003 di Kajen Wonogiri, tentu saja juga diselimuti suasana bersyukur. Bahkan Mas Kristiyo, warga trah yang secara fisik berada ribuan kilometer dari lokasi pertemuan di Kajen, karena berada di Phnom Penh, Kamboja, tetapi berkat Internet telah mampu hadir di tengah kita dengan telah pula menyatakan syukurnya : saya senang sekali semua berjalan lancar selamat dan tidak kurang suatu apa.

Bahkan telah pula memberikan iuran pendapat, yang menyangkut masa depan generasi yunior Trah Martowirono ke depan. Gagasan dari Mas Kris itu mengenai penggalangan dana beasiswa sampai lumbung beras, telah saya lemparkan ke dalam forum. Isu penting ini dicatat oleh Mas Untung sebagai Ketua Trah. Saya sebagai talang gagasan brilian Mas Kris itu sudah merasa lega, karena bisa meneruskan ide futuristik dari Mas Kris tersebut.

Malah dalam forum tersebut saya tambahkan : idenya Mas Kris itu bisa disikapi dalam dua pilihan. Kalau isi kepala kita di-setting bahwa ide itu tidak mungkin dijalankan, maka benarlah bahwa ide itu memang tidak bisa dijalankan. Tetapi kalau kepala kita membuka diri, sokurlah bila mampu berkeyakinan bahwa sesuatu ide, muskil sekali pun, sebenarnya dapat dijalankan ; maka terbuka aneka alternatif yang dapat ditempuh untuk merealisasikan ide-ide tersebut.

Kita, para warga Trah Martowirono, pantas bersyukur karena ide futuristik dari Mas Kris itu tidak serta-merta mendapat penolakan. Ide itu masih hidup, dan saya berharap fasilitas situs atau kontak e-mail antara kita akan mampu menjaga dan merealisasikannya. Tentu tak mudah, tak bisa sekejap mata, butuh perjuangan dan komitmen untuk memberi, memberi dan memberi. Memberi sebagai ujud bersyukur. Sebab seperti halnya kaidah di Internet dan kaidah kemanusiaan, semakin Anda banyak memberi akan semakin banyak pula Anda meraup berkah.

The more you give, the more you get ! (BH)***

-----------------

KISAH DIBALIK PERTEMUAN TRAH MARTOWIRONO XVII/2003 (3)
Dalam Pertarungan Ketat Calon Logo No. 2 Terpilih Sebagai Logo Resmi Trah Martowirono. Modal awal kita bermimpi ke masa depan : mendirikan MTV ?

Oleh : Bambang Haryanto


Setiap hari, begitu melek dari bangun tidur, kita sudah dibombardir oleh pesan-pesan visual. Ketika masuk kamar mandi, kita sudah tertabrak oleh desain dan merk pasta gigi, sabun, sampai shampoo. Lalu mungkin logo televisi, kop nama koran, logo pakaian, merk sepatu, semir, sampai merk mobil atau motor yang mengantar kita ke kantor atau kuliah. Kita tak bisa mengelak dari kebanjiran desain dan pesan-pesan visual, setiap tarikan nafas, selama hidup kita.

Itulah intro dari Basnendar Heriprilosadoso ketika mengenalkan betapa pentingnya logo untuk sesuatu organisasi, baik bisnis atau pun sosial. Kita menyimak baik-baik penjelasan desainer logo Galeri Nasional, J. Merdeka Timur, Jakarta ini.

Merujuk pentingnya logo bagi Trah Martowirono, antara lain sebagai penguat atau suh kekerabatan antarwarga trah, beberapa minggu sebelum Hari-H, saya sudah order kepada Bas. Isinya : Trah kita butuh logo. Katakanlah sebagai corporate identity dari Trah Martowirono di tengah masyarakat luas.

H-1, Bas, saya dan Mayor plus Happy, menentukan dua logo unggulan dari sekitar 6 logo lainnya. Warna dominan logo itu coklat, representasi warna tanah (Happy menimpali, �warna blethok��) dan warna kulit kita sebagai orang Asia, juga menyimbolkan kesetiaan.

Kedua logo itu merupakan amalgamasi, peleburan antara karakter atau huruf M dan W, dengan pendekatan artistik. Logo pertama, sekilas mencitrakan gambar ikan yang sedang berenang ke arah kiri. Logo kedua, mencitrakan ujung tombak yang menuju ke arah kanan.

Begitulah, kedua calon logo resmi trah itu dipasang di hadapan hadirin. Lalu generasi IV Trah Martowirono, para cicit, diminta memilih. Di awali oleh Intan dan Mutiara, sehingga akhirnya terkumpul komplit : 25 responden para cicit Trah Martowirono.

Logo pertama, memperoleh : 12 suara.
Logo kedua : 13 suara.

Demikianlah, logo kedua telah terpilih sebagai logo resmi Trah Martowirono. Sebelumnya Bas memberi ilustrasi, logo yang terpilih nantinya dibayangkan sebagai merk untuk produk-produk yang dihasilkan oleh anggota trah. Misalnya, telur keluaran dari peternakannya mBak endah/Mas Agus dapat diberi cap logo Trah Martowirono.

Atau suatu saat, karena Basnendar kini mengajar embrio Jurusan Televisi di STSI Surakarta, warga trah kita di masa datang mampu mendirikan stasiun tv dengan nama MTV. Bukan membebek sebagai MusicTV, melainkan : Martowirono TV !***


------------

KISAH DIBALIK PERTEMUAN TRAH MARTOWIRONO XVII/2003 (2)
Dalam Kuis Sekhilaf Wajah : Pilih Pose Mbak Dwi Yang Telanjang Ataukah
Potongan Kaki Mas Untung-mBak Dwi- Mbak Endang ?

Oleh : Bambang Haryanto


Rada shock. Prihatin. Tetapi juga merasa tidak berdaya. Itulah yang saya rasakan ketika tahun lalu membongkar kotak kardus yang berisi album foto, beserta tumpukan amplop-amplop berisikan foto dan film-film negatif/klise di gudang rumah Kajen, Wonogiri.

Karena penyimpanan yang apa adanya itu, maka banyak foto-foto yang sudah saling menempel, demblek, dan rusak bila dipisahkan. Karena faktor kelembaban, foto-foto itu warnanya sudah jauh memudar. Sementara klise-klise yang ada, karena terjadi reaksi kimia, jadi menempel lekat pada plastik pembungkusnya. Rusak. Sejarah keluarga dan kenangan masa lalu menjadi hilang, tergerus oleh kelembaban dan reaksi kimia yang tak terhindarkan. Sedih dan prihatin.

Saya mencoba menyelamatkan apa-apa yang tersisa. Teknologi digital, berupa peralatan komputer dan scanner, ikut dilibatkan. Kebetulan peralatan scanner saya Canoscan D 660 U mampu merekam gambar-gambar dari klise atau film negatif, maka beberapa gambar dari film-film klise yang sebagian rusak itu dapat diselamatkan.

Di antara kesibukan itu, ada sisi menggembirakan. Yaitu selain bisa menemukan gambaran masa lalu dari keluarga Sukarni-Kastanto, juga anggota Trah Martowirono lainnya. Saya bisa menemukan foto Bude Tejo ketika masih muda. Juga foto mBak Endang yang cantik ketika merayakan hari ulang tahun pertama (foto diambil tahun 1952 ya ?). Termasuk foto beliau ketika menjadi pengantin, yang kebetulan saya yang memotretnya. Juga foto mBak Dwi yang nampak menggemaskan, gemuk, tengkurap di atas meja dan telanjang. Juga foto Mbah Pawiro. Adegan menarik adalah foto berjajar, berpose berdiri terdiri mBak Endang, mBak Dwi, dan lalu Mas Untung.

Foto-foto masa lalu itulah yang kemudian mengilhami penyelenggaraan Kuis Sekhilaf Wajah. Gagasan ini saya tularkan kepada Broto Happywondowisnowo (Bogor/Jakarta), dan ia kemudian menunjangnya dengan menyiapkan belasan cenderamata produk merchandise dari kantornya, Tabloid BOLA, sebagai hadiahnya.

Sehingga boleh dikatakan, suasana Pertemuan Trah Martowirono XVII/2003 itu kental bernuansakan sepakbola. Walau ditambah beberapa cenderamata keramik dari Mas Untung, nuansa sepakbola tak bisa dihindari muncul sudah, karena memang banyak warga Trah Martowirono yang menyukai sepakbola. Coba tanya kepada Peter yang putranya mBak Yayuk dan Mas Kris, misalnya siapa-siapa pemain tim Juventus, ia akan cerdas menjawabnya.

Begitulah, hadiah kuis untuk mengenalkan atau membangkitkan kembali kenangan warga trah terhadap pohon keluarga Trah Martowirono, antara lain terdiri 3 kalender BOLA 2004, 5-6 tas, sekitar 5 buah kaos, sampai mug eksklusif berbentuk bola, diperebutkan peserta dalam suasana mendebarkan sekaligus kejenakaan. Hadiah terbagi tidak hanya untuk keluarga inti trah, tetapi juga untuk para tamu dari trah lainnya.

Sebenarnya masih ada satu lagi hadiah yang nampak sangat diminati hadirin, yaitu buku karya Broto Happy W. yang baru saja diterbitkan. Buku itu berjudul �Biografi Taufik Hidayat : Magnet Di Bulutangkis�, yang ia tulis dan berkolaborasi dengan koleganya yang wartawan foto Tabloid BOLA, Erly Bahtiar.

Sayang, harapan hadirin itu baru bisa terpenuhi apabila dirinya berinisiatif ke toko buku dan membeli buku karya salah satu warga Trah Martowirono yang dicetak luks dan seharga Rp. 37.000,00 tersebut.

Saya sebagai QuizMaster, yang demi menghargai prinsip fair play harus tidak ikut dalam kuis tersebut, antara lain merancang pertanyaan sebagai berikut :


No. 1
Pria beken berpeci dan berkacamata ini adalah :
����������.
(Bila menjawab W.R. Supratman, pasti salah)

No. 2
Ibu dan Anak.
a. Sang Ibu adalah : ����������
b. Si anak adalah : ����������.

No. 3
Seraut wajah terkenal ini adalah : ������

No. 4
Tiga pasang kaki kecil-kecil dan misterius itu kini memenuhi panggilan sejarah untuk meneruskan jejak trah Martowirono.

a. Paling kanan (tertua) : ���������
b. Posisi tengah adalah : ���������
c. Paling kiri adalah : �������

No. 5
Wajah tak terlupakan ini adalah : ������

No.6
Oknum pemegang syal Pasoepati dan warga Trah Martowirono
ini adalah :
���������.


Jawaban atas pertanyaan di atas adalah :


No. 1
Wajah mBah Martowirono kakung.

No. 2
Wajah Ibu Sukarni Kastanto sedang memangku putranya, Basnendar.

No. 3
Close-up wajah dari Bude Tejo ketika muda, menampakkan sebagian wajah.

No.4
Potongan foto pinggang ke bawah, adegan pose berdiri dan berjajar (dari kiri) Mas Untung (2 tahun ?), mBak Dwi (4 tahun ?) dan mBak Endang (6 tahun ?).

No.5
Close-up wajah Bude Haswo, hanya tampak mata dan hidung.

No.6
Foto tangan seorang lelaki sedang mementang syal Pasoepati, dengan latar belakang sebuah stadion sepakbola moderen. Ia adalah Broto Happy W. dengan latar belakang stadion tim PSV di kota Eindhoven, Belanda.


Foto-foto tersebut, dengan bantuan peranti lunak ACD See v. 3.0, dapat dipajang dalam komputer dalam bentuk slide show. Gambar-gambar itu secara otomatis bergulir di monitor, dimana para kontestan kuis kemudian menebak dengan mengisi kupon yang telah dibeli dengan harga @ Rp. 1.000.

Sebelum memutuskan memilih gambar No. 4 yang berisi pose potongan kaki �Trio Selogiri�, sebenarnya saya telah memilih pose fotonya mBak Dwi yang telanjang. Agar ketika jawaban dibeberkan, terjadilah reaksi seperti �letusan gunung Merapi yang menggegerkan�.

Tetapi mengingat pertimbangan bahwa jawaban kemungkinan besar besar salah, terlalu sulit untuk menebak masa depan wajah seseorang ketika masih bayi, maka akhirnya saya pilih gambar yang mampu menggerakkan pemahaman dan nalar, dan ternyata banyak yang menjawab secara benar.

Sebab dalam teks kuis, untuk gambar No. 4 tersebut, telah saya berikan petunjuk (clue) : �Tiga pasang kaki kecil-kecil dan misterius itu kini memenuhi panggilan sejarah untuk meneruskan jejak Trah Martowirono�

Sokurlah, 97 persen peserta kuis mampu memberikan jawaban secara benar ! (BH)***


P.S. Sebelum koleksi foto dan klise keluarga Anda rusak berat, sebaiknyalah harta karun yang berisi sejarah keluarga masa lalu itu dibuatkan back-upnya dalam bentuk digital. Yaitu di-scan untuk disimpan dalam media disket, hard disk atau pun CD-ROM.


------------------

KISAH DIBALIK PERTEMUAN TRAH MARTOWIRONO XVII/2003 (1)
Siapakah Tamu-Tamu Terhormat dan Sekaligus Juga Berbobot Berat ?

Oleh : Bambang Haryanto

Berusaha kreatif. Mungkin juga rada ndugal. Untuk meledakkan bom : fun, fun, en fun !

Mungkin karena memperoleh turunan gene jenaka dari mBah Dung Putri, yang menurut Broto Happy W. disebutnya sebagai �tukang cerita yang kadang bombastis�, maka warga Taler IV/Sukarni-Kastanto ketika mendapat giliran sebagai host Pertemuan Trah Martowirono selalu mencari-cari hal baru untuk disuguhkan. Tujuannya, semata-mata untuk memeriahkan acara.

Oleh karena itulah, sebulan sebelum Hari-H sudah terasakan bahwa energi-energi kreatif warga Taler IV mulai berbuih. Setelah masalah logistik dan manajemen sarana/prasarana acara tertangani oleh ahlinya, yaitu Nuning dan Bastion, maka warga Taler IV lainnya secara terpisah-pisah bersiap menyumbangkan gagasan dan sarana pribadinya untuk acara yang dinantikan itu. Sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit.

Begitulah, ketika H-2, dimana sebelumnya didahului dengan kontak telepon dan e-mail, maka poin-poin kegiatan dan kegegeran dalam acara puncak sudah tersinergi. Trigger tinggal ditarik !

Toh, improvisasi di Hari-H, tetap terjadi. Pada tanggal 27/1//2003 pagi, Mayor dan rombongannya dari Solo sudah datang. Membawa perangkat upacara yang sebelumnya tidak muncul dan tidak dibicarakan : alat timbang badan !

Begitulah, seperti Mike Tyson sebelum bertanding, setiap tamu yang hadir diwajibkan timbang badan. Idealnya, ritus ini juga dilakukan sebelum tamu pulang, sehingga berat badan sebelum dan sesudah ikut acara dapat diperbandingkan.

Ritus baru ini mungkin mengejutkan. Terutama bagi para tamu kehormatan, yaitu sekitar 30-an tamu dari Trah Samsu (Baturono), Trah Bude Suhani-Sukiyo, dan Trah Marto Bangin. Di bawah ini, menurut data yang dicatat oleh Ayu Permata pekerti (Mahasiswa Arsitektur UNS Solo), kita dapat menyimak kelas-kelas para tetamu menurut bobot tubuhnya :

Bude Suharni-Sukiyo (Giriwono) adalah tamu paling berbobot : 85 kg.
Agus (Polokarto ?) : 84 kg.
Baroto nDandung (Selogiri/Yogya) : 81 kg.

Mas Wiranto (Selogiri) : 75 kg.
mBak Endang (Selogiri) : 72 kg.
Mas Untung (Yogya) : 71 kg.

mBak Dwi (Kaliurang) : 67 kg.
Mas Anto (Giriwono) : 66 kg.
mBak Yayuk (Yogya) : 65 kg.
Bambang Haryanto : 65 kg.

Bakoh (Kaliurang) : 65 kg.
Rudi (Calon Mantu Bpk/Ibu Wiranto) : 64 kg.
Aning (Kaliurang) : 61 kg.
Rico (Yogya) : 60 kg.
mBak Eri-Untung (Yogya) : 60 kg

Restu �Recber� (Sukoharjo) : 57 kg.
MBak Titis (Sukoharjo) : 56 kg.
Hanum (Yogya) : 55 kg.
Yoshua (Yogya) : 54 kg.
mBak Tim (Polokarto) : 54 kg.
Bunga �Sastrowardoyo� (Yogya) : 54 kg.
Gorda (Sukoharjo) : 52 kg.


Peter (Yogya) : 40 kg.
Intan (Yogya) : 40 kg.
Mutiara (Yogya) : 30 kg.
.


Well, kita tunggu : apakah anggota Trah Martowirono dan kerabat yang lain akan makin berbobot di pertemuan tahun depan ? Semoga kita semua senantiasa dikaruniai kesehatan dan kesejahteraan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Amin. (BH)***


---------------

Trah Martowirono Mengharap Lagi Kenangan Hebat
dan Tak Terlupakan Dari Kamboja dan Filipina !

Oleh : Bambang Haryanto (e-mail : 1/12/2003).


Wonogiri, 1/12/2003


Dear Mas Kristiyo di Kamboja,
mBak Yayuk di Filipina,


Salam sejahtera. Moga sehat-sehat. Wah, kalau papanya di Kamboja dan sang mama di Filipina, wah, bagaimana kira-kira rasanya Yoshua, Hanum dan Peter ? Apa ketiganya menjadi mabuk Internet, hingga dapat selalu kontak dengan sang papa dan mama, setiap saat ?

Saya pun, wah, juga ingin kontak.
Untuk lagi-lagi minta bantuan Mas Kris dan mBak Yayuk.
Yaitu :

(1) Bisa engga Mas Kris mencari pakar disini sehingga kita dapat memperoleh tulisan slogan kenangan Cocet Krusa Martowirono ! dalam huruf/character asli Khmer ? Siapa tahu, nanti bisa dibuat sticker atau slogan di kaos….
(2) Hallo, mBak Yayuk, apa bisa (kalau tak sibuk lho..), mencari pakar lokal yang mampu mengalihbahasakan slogan Hidup trah Martowirono ! dalam bahasa Tagalog ? Sokur-sokur, bila ada yang mampu menuliskannya (kalau ada..) dalam karakter Tagalog.

Moga-moga permintaan oleh-oleh eksklusif ini, tak merepotkan.

Kini saya sedang mencoba menulis beberapa adegan dan suasana pertemuan Trah MW XVII di Kajen yang lalu. Hasil tulisan karakter Khmer dan Tagalog itu, kalau bisa di-scan dulu hingga jadi dokumen digital untuk dikirim via e-mail.
Atau dibawa nanti, saat Anda kembali ke Tanah Air.

Moga permohonan ini tak merepotkan.

Sampai obrolan mendatang, dan sukses selalu !

Salam dari adik,

Bambang Haryanto


P.S. Untuk Bakoh di Kaliurang yang baik hati, terima kasih untuk bantuannya. Pak Hadiwardoyo (Purworejo. Kaliurang) sudah menelpon Kajen dan sudah menerima kiriman yang diantar oleh Bakoh tersebut. Apa sempat ketemu sendiri ? Salam untuk keluarga !

---------------
Komentar dan Harapan Lanjutan Dari Kamboja : Sampai Jumpa Kembali di Indonesia !
Oleh : Kristiyo Sumarwono (e-mail : 1/12/2003).


Salam, wah-wah hebat Trah Martowirono,

saya senang sekali semua berjalan lancar selamat dan tidak kurang suatu apa,
terimaksih juga atas websitenya yang sudah online, satu lompatan besar bagi trah,

Bravo !,

ok tentu adik-adik dan saudara-saudaraku terkasih semua akan mudik ini selamat bertugas kembali, selamat sampai tujuan, teriring salam dan doa selalu dari pnh,

mudah-mudahan bisa ketemu saat mantennya mbak sari,
trims juga atas joke-joke segarnya,

saat ini saya sdg nyengkut exit report, ya pekerjaan biasa saja,

ok sekali lagi cocet krusa martowirono !


--------------

Laporan Pandangan Mata Acara Pertemuan Trah Martowirono XVII
di Kajen Wonogiri, 27 November 2003.

Oleh : Bambang Haryanto (e-mail : 28/11/2003).


AWAS DAN WASPADALAH :
BOM TAWA DAN BOM MAAF ADA DI MANA-MANA !
Tema Pertemuan Trah Martowirono XVII/2003
Tanggal 27 November 2003 di Wonogiri


Selain acara reguler, terdapat acara penting untuk mengisi dan memeriahkan acara pertemuan kali ini, antara lain meliputi :


1. Penyelenggaraan Kuis “Sekhilaf Wajah” Berhadiah.
Para warga trah diminta untuk menebak foto atau potongan foto beberapa tokoh dan anggota Trah Martowirono. Diseyogyakan dan sudah seharusnya para anggota senior trah sudi “membocorkan” jawaban yang ia ketahui kepada warga trah yang yunior. Dengan demikian, melalui permainan sederhana ini para anggota yunior trah dapat merunut kembali pohon keturunan Trah Martowirono.

2. Pemilihan dan Penetapan Logo Trah Martowirono.
Atas inisiatif warga Taler IV yang kebetulan salah satu warganya merupakan desainer logo bertaraf nasional, maka tuan rumah penyelenggara pertemuan kali ini memutuskan memilih dua logo Trah Martowirono. Kemudian ke dua logo tersebut akan dimasyarakatkan kepada peserta pertemuan, untuk dipilih satu diantaranya, sebagai corporate identity Trah Martowirono.

Karena Trah Martowirono berpandangan ke depan, maka pemilih logo tersebut hanya diperuntukkan bagi generasi ke-4, cicit Martowirono. Dengan kebijakan ini diharapkan para cicit tersebut dapat merasakan kebanggaan sebagai penerus dan bertanggung jawab dalam menerima estafet keberlangsungan Trah Martowirono di masa depan.

3. Peluncuran dan Peresmian Situs Blog Martowirono
Mengingat makin pentingnya Internet sebagai urat nadi komunikasi modern dan karena sudah terpencar-pencarnya domisili warga trah, maka untuk sinkronisasi agenda masing-masing warga trah tersebut sangat mendesak diciptakan suatu medium komunikasi yang luwes dan murah. Untuk tujuan tersebut maka dalam acara reuni ini akan diresmikan situs blog Martowirono, dengan URL : http://trah.blogspot.com.

Bahkan diagendakan berlangsungnya acara kontak e-mail, real-time, antara peserta reuni di Kajen Wonogiri, Indonesia, dengan warga trah Kristiyo Sumarwono yang saat ini bertugas di Phnom Penh, Kamboja.


Dear Mas Kris,
Hello. Pertemuan Trah MW, berkat doa dan restu Mas Kris, dapat berlangsung semarak, banyak guyon, dan cuacanya juga mendukung. Dua hari lalu turun hujan, sokurlah hari ini (27/11/2003) tak turun hujan. Juga saya sampaikan, walau secara fisik Mas Kris jauh dari kami, tetapi Mas Kris menjadi bintang dalam pertemuan ini.

Yang pertama, slogan Cocet Krusa Martowirono ! yang Mas Kris kirimkan, sungguh menjadi monumen untuk pertemuan trah kali ini. Slogan itu jadi buah bibir, ketika saya halo-halokan mendapat applus, dan bagi kami : ini hadiah terhebat dari Mas Kris selama bertugas di Kamboja. Tentu saja, prestasi dan ketauladanan Mas Kris, saya yakin, meresap di kalbu-kalbu kami dan warga trah yunior lainnya.

Kedua, gagasan dari Mas Kris bab penggalangan dana beasiswa dan lumbung beras, telah saya lemparkan ke dalam forum. Isu penting ini dicatat oleh Mas Untung sebagai Ketua Trah. Saya sudah lega, bisa meneruskan ide futuristik dari Mas Kris ini.

Ketiga, kontak e-mail dan telepon luar biasa, telepon internasional dari Mas Kris, saya yakin akan mampu memberi ilham. Bahwa, walau kita berjauhan, tetapi karena cinta dan atensi, jarak bukan lagi halangan.

Info lain : ini ada sekelumit adegan dari acara reuni Trah MW XVII/2003 kali ini. Setiap tamu yang masuk area, dipaksa sedikit melompat saat lewat pintu. Sebelumnya oleh dua petugas berseragam portir hotel, para tamu itu di-scan dengan metal detector. Lalu, beratnya harus ditimbang dan dicatat.

Mbak Endang, termasuk tamu kelas berat. Diatas 70 kg !

Well, sekian dulu laporan dari Kajen. Nanti kita kontak lagi.
Selamat bertugas, semoga sehat dan sejahtera selalu !


Hormat saya,

Adik : Bambang Haryanto


--------------------

Hari Bersejarah : Kamis 27 November 2003 (7)
Balasan langsung dari Phnom Penh

Oleh : Kristiyo Sumarwono (e-mail : 27/11/2003).


Thanks a lot, wah-wah canggih bener ini, saya juga sdh buka bloger.spotnya (situs blog martowirono di http://trah.blogspot.com) sip,
selamat utk trah martowirono, terimakasih atas emailnya, dari taler 1 dst, saya gembira sekali,

khusus untuk mbak sari dan mas rudi selamat mempersiapkan diri, sehat selalu dan semoga semua lancar,

untuk semuanya selamat guyon terus, nah ada pesenan dari pnh ?, kalau tanya oleh-oleh ini kopor sdh overweight he he he, kita ketemu nanti tg 22 desember,

untuk mas Untung ya, sebelum natal saya sdh nyampai kabulrejo,

terimaksih atas skornya liga champion utk dik bambang,

utk mas dan mbak dan adik-adik, cocet krusa martowirono,

juga utk mbak hanum dan mas yos, yang komputer kecil disitu lebih canggih dan ... mahal ya nggak,

best regards dari pnh !


-------------------

Hari Bersejarah : Kamis 27 November 2003 (6)
E-mail Hanum dan Yoshua dari Kajen, Wonogiri, Indonesia, Kepada Papanya di Phnom Penh, Kamboja : Berkat Internet Trah Martowirono pun Mampu Merengkuh Dunia !

(e-mail : 27/11/2003).

Kajen,27-11-2003

Dari semua Taler 1

#Keluarga Kristiyo
Halo Dad, pa khabar mbak Hanum di sini lagi pertemuan keluarga,
dad mbak Hanum minta maaf minalaidin walfaizin mohon maaf lahir batin.

Ooooiiiiii……….be ni Mas Yo. Di sini panas sekali. Laptop cilik di pakai 10 orang. Wueeeehhhhh…. By the way, here is ok.masih diberi sehat sama yang diatas.
Ok c u…..
Cocet krusa martowirono
Ibu dan anak-anak sudah di kajen . Bapak ada dimana?

#Pak De, kel. Agus W mengucapkan selamat bertugas, sehat-sehat?

#Dari Mas Untung;
Dik Kris ; selamat dan sukses ya! Ditunggu natalan di Indonesia.

#Mbak Endang;
Dik Kris, minta doa dalam pernikahan Sari. Baik-baik ya Dik!


Dari Bambang lagi ;

Hello,Mas Kris. Temu lagi. Oh ya, skor akhir Ajax vs Milan adalah 0-1.
Golnya oleh Shevchenko.

Suasana di Kajen sudah hangat. Pas di kuis Sekhilaf Wajah, di layar komputer muncul potongan tiga kaki warga Trah Martowirono, ternyata para warga trah bisa menebak dengan benar.
Pemilik si ketiga pasangan kaki itu dari Taler I.

Sekian dulu. Balasan segera ditunggu. Matur nuwun.

Salam hormat dari Kajen,

Adik :
Bambang Haryanto


-----------------------
Hari Bersejarah : Kamis 27 November 2003 (5)
Jarak ribuan kilometer antara Kajen – Phnom Penh itu tembus oleh cinta, atensi dan rasa kekeluargaan sebagai sesama warga Trah Martowirono !

Oleh : Kristiyo Sumarwono dari Phnom Penh - Jam 11.30
(e-mail : 27/11/2003)


Salam hangat untuk semua, sungkem untuk para sepuh
Selamat Idul Fitri 1424 H mohon maaf lahir batin,

senang sekali bertemu dgn semua anggota trah walau terpisah jauh,
ketemu tapi dari jauuh gitu,

sayang saya sdh missed 3 kali pertemuan trah, mudah-mudahan tahun depan bisa hadir dan ketemu dengan semuanya yang saya yakin saat inipun pasti banyak ger-geran, yah nggak apa-apa, ya ini yang namanya tugas, tapi saya enjoy saja,

sokur-sokur bisa connecting email ke saudara-saudara senang sekali rasanya, di base camp ini agak gatelen, soalnya banyak serangga dari sawah yang ngumpul ke dormitory saat lampu malam mulai menyala asal jatuh ke tubuh wis terus sik-sikan ( ini bhs inggrisnya very ichi ),

tim indonesia hanya sendirian, yang satu sdg lebaran ke bogor yang satu sdg ke ho chi minh, tim malysia pulang lebaran semua, tinggal sama orang thai satu dan philipine dua orang,



------------------

Hari Bersejarah : Kamis 27 November 2003 (4)
Kontak Mayor dan Happy dari Kajen untuk Phnom Penh (e-mail : 27/11/2003).


Dear Mas Kris,
Makasih untuk perbendaharaan baru, bahasa Khmer.
No. telepon rumah Kajen +62 273-321xxx

# Ini berita dari Happy :

Mas Kris di Kamboja

Apa kabar? Semoga saja sehat dan sukses terus.

Saya tahun ini kembali hadir untuk datang di acara reuni
Trah Martowirono. Saya sangat rindu dengan suasana hidup
yang ada di setiap acara yang selalu penuh dengan
ger-geran itu.

Meski Mas Kris tidak bisa datang, tentu kabar dari kajen
akan bisa sedikit mengobati selama di Kamboja. Itu saja.
Sukses terus!
Terima kasih banyak atas kiriman berita dari Phnom Penh.

Oukunchranh! (mungkin salah nulis)!

Hasil pertandingan Liga Champions semalam, sori saya
ketiduran. Sudah capai setelah mudik dari Jakarta, mampir
Kuningan (Cirebon) dan kemudian ke Wonogiri. Sori!
Salam,

Broto Happy W.


# Berikut say hello dari Mayor :

Mas kris, apa kabar. Moga anda sehat.
Wah sayang acara hari ini dirancang paling heboh, nakal,
usil, biarpun kontingen Tekaran belum datang. bentar lagi.
Yang utama mas kris siap siaga jangan mudik dullu.
OK NANTI SAYA KONTAK LAGI.

Sekian dulu. Keluarga Selogiri belum ada yang datang.

Salam hangat,

adik :
Bambang Haryanto


---------------

Hari Bersejarah : Kamis 27 November 2003 (3)
Souvenir Bersejarah dari Kamboja : Seruan Cocet Krusa Martowirono ! =
Hidup Trah Martowirono !

Oleh : Kristiyo Sumarwono (e-mail : 27/11/2003).


Ini bhs khmernya hidup trah martowirono, = cocet krusa martowirono,
hayo mbacanya bisa nggak,
biasa saja kata cocet, mbacanya spt bhs indonesia macet, artinya hidup,
krusa atau family atau keluarga atau trah baca biasa,

ok selamat ber yel-yel cocet krusa martowirono !
ini khmer bung !,
oh ya nomor telpon rumah kajen berapa ya ?,

salam



----------------
Hari Bersejarah : Kamis 27 November 2003 (2)
Balasan Selamat Pagi pula dari Phnom Penh : Jam 07.50

Oleh : Kristiyo Sumarwono (e-mail : 27/11/2003).

Selamat pagi salam dari pnh, terimakasih, mudah-mudahan email tidak down shg komunikasi lancar, saya baik sekali di pnh, semoga adik-adik dan seluruh keluarga besar trah martowirono ok,

maaf ini baru cari istilah hidup martowirono dalam khmer version,
ok sip lah mudah-mudahan nanti bisa bergabung,

itu bal-balannya menang mana ayax X ac milan ya ?, wah kebablasen tidur nggak nonton,

disini di pnh bisa lihat rcti dan indosiar, tapi kalau di tramkana, di base camp bisa nonton tvri, so semua acaranya bagus, lha kalau nonton tv kabel, woo 70 stasiun, mau pilih mana ?,

ok selamat bersiap diri menyambut seluruh trah,
salam dan doa selalu dari pnh



-------------------------

Hari Bersejarah : Kamis 27 November 2003 (1)
Ucapan Selamat Pagi Phnom Penh dari Kajen

Oleh : Bambang Haryanto (e-mail : 27/11/2003).

Kajen, Wonogiri, 27 Nov 2003

Selamat pagi. Di Kajen sekarang jam 04.21, sambil nonton
sepakbola di TV, lalu saya connect ke Internet, untuk
menyapa Mas Kris. Dua e-mail Mas Kris telah saya terima.
Isinya menyenangkan, dan inspirasi bab lumbung padi, amat
menarik. Sokurlah pula , nanti siang semoga Mas Kris dapat
bergabung bersama kami di acara Trah MW.

Di bawah ini adalah posting info terbaru untuk situs blog
Trah Martowirono. Harap maklum.

Sampai jumpa lagi, siang nanti.

Adik,

Bambang Haryanto

-----------------

Pnomh Penh Kamboja dalam situasi siaga !
Oleh : Kristiyo Sumarwono (e-mail : 26/11/2003).


Salam kembali, semoga kabar baik juga dari adik-adik semua,
ok kamis nanti saya tunggu, kelihatannya saya ada di pnh, meski ada undangan
open house di atase han di kamboja, ok nanti saya atur waktunya,
terimakasih dan salam selalu dari pnh


-------------
Balasan Hebat dan Positif dari Phnom Penh Kamboja !
Oleh : Kristiyo Sumarwono (e-mail : 26/11/2003).



Salam jumpa. untuk sudara-saudaraku semua selamat hari raya lebaran mohon maaf lahir batin, semoga di hari nan fitri ini kita semua selalu dalam lindungan Tuhan yang maha kasih serta senantiasa diberi karunia berkat yang berkelimpahan amin,

terimaksih sekali atas emailnya, dan ide yang sangat brilian ini, saya senang sekali, semoga saya dapat on time utk sambung rasa dengan saudara-saudara yang yang sedang kumpul di kajen, mudah-mudahan ide yang bagus ini dapat berlangsung baik, lancar, selamat tidak kurang suatu apa,

satu hal lagi, yang mungkin ide ini juga sdh lama atau katakanlah mengadopsi ide-ide lama yang sdh ada saya mengusulkan ada pos lumbung beras, dengan satu dasar pemikiran bahwa kelak tidak boleh ada dari trah kita ini yang kekurangan makan,

sokur -sokur melalui pos ini kita bisa membantu trah lain atau orang lain, nah ini mudah-mudahan tidak terlalu berat dipikir, mohon maaf ide ini selalu saja sifatnya nabung dari kita semua,

ok tolong saja didiskusikan pelaksanaannya, mudah-mudahan tidak memberatkan, ok ini dulu ya besok siang sambung lagi, kamis 27 nov, dari pnh,

utk slogan trah dengan bhs khmer coba saya tanya dulu sama teman kamboja ini, hidup trah martowirono !,

salam dan doa selalu dari pnh

------------------
Realisasi kontak e-mail Kajen dengan Phnom Penh Semakin Dimatangkan
Oleh : Edia Rahayuningsih (E-mail : 26/11/2003).


Dik Bambang Yth......
semoga skenario ini dapat terlaksana karena email pak
Kris di Tramknha atau markasnya baru down, so dia bisa
buka kalau ada di PNH, semoga besok dia jadi ke PNH,
menurut rencana dia akan ke PNH hari kamis krn ada
acara di KBRI, kalau dia ada di pnh dia bisa buka via
alamat yahoo...kalau di markas dia pakai alamat
online.com.kh

ok nanti saya sms ke dia biar besuk
sekitar pukul 10 dia buka emailnya.....OK sekian dulu
ya..sampai jumpa besok pagi.

Hidup Trah MartoWirono.

Mbak Yayuk


---------------
Harapan dapat seruan Hidup Trah Martowirono ! berbahasa Kamboja
Oleh : Bambang Haryanto (e-mail : 26/11/2003).

Wonogiri, 26 November 2003


Dear Mas Kristiyo di Phnom Penh,

Salam sejahtera. Merujuk rencana acara dialog real-time via e-mail antara Kajen dan Phnom Penh, yang direncanakan esok (Kamis, 27/11), skenarionya adalah sebagai berikut : begitu warga Trah MW agak lengkap maka dari mereka diminta untuk menulis pesan singkat untuk Mas Kristiyo.
Pesan-pesan itu lalu kita kirimkan via e-mail ke kristiyo_s@yahoo.com.

Lalu kita off, pindah ke demo upload berita ke situs blog Trah MW.
Beberapa saat kemudian, dengan harapan sudah dapat balasan dari Mas Kristiyo ke alamat humorline@plasa.com, kita ramai-ramai buka dan baca balasan dari Mas Kris.

Lebih nyata dan lebih real-time lagi adalah bila kita melakukan chatting. Tetapi saya tak biasa. Apa Mas Kris terbiasa chatting dengan Mbak Yayu, juga anak-anak ? Kalau terbiasa, kita bisa adakan acara itu nantinya.

Jangan lupa, sertakan frasa Hidup Trah Martowirono ! dalam bahasa Kamboja.

OK, Mas Kris. Itu dulu kabar dari Kajen saat ini. Nanti sambung lagi.

Salam dari Kajen,

Adik : Bambang Haryanto


-----------------
Salam dari Kabul Rejo Sleman untuk Kajen Wonogiri :
Obrolan Seputar realisasi kontak e-mail antara Kajen dengan Phnom Penh

Oleh : Edia Rahayuningsih (e-mail : 26/11/2003).


HIDUP TRAH MARTO WIRONO.... JE...JE...JE Oh JE.
Bukan bahasa PNH (Phnom Penh) tetapi bahasa Kabul Rejo he...he.....

Waktu PNH sama dengan waktu Kabulrejo (WIB) so kalau
ngalamun bareng tidak usah mikirkan beda waktu alias
kalau malam ya malam, kalau siang ya siang kalau sore
ya sore....he...he.....

Wah kalau tidak ada internet (FO) mana tahan jauh dari
Suami dalam rentang waktu yang tidak singkat, niat
pilu......

OK sampai jumpa hari Kamis ya...


salam

Mbak Yayuk Kristiyo